"Tanpamu,
aku sebatas rindu yang tak pernah sampai ke peraduannya." - Fanny Salma (20yo)

Sabtu, 08 Juni 2013

Dunia Harus Tau - 8


Malam terasa sangat berbeda. Hati pemuda ini bak daun yang diterjang angin lalu melambat laut tanpa arah dan tujuan. Entah, ini pertama kalinya seorang Ray bisa peka dengan perasaan seseorang selain kakaknya.

“Bintang, apa gue salah?”tanya Ray menatap hamparan bintang yang terlukis jelas di langit

“Apa ini yang namanya karma?”gumamnya

Hati Ray berdesir mengingat wajah Olivia. Gadis yang tanpa sadar telah mencuri perhatiannya, entah apa. Tapi ini benar sulit diartikan. Gadis yang biasanya berbeda pendapat dengannya itu kini makin berbeda dengan Ray.

“Lo sukses bikin gue jatuh cinta”kata ray tanpa sadar

Ray lalu mengambil gitar hitamnya (tumben warna item-_-) , ia mulai memetik intro sebuah lagu

Bintang malam sampaikan padanya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi katakan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya

Bintang malam sampaikan padanya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi katakan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya

Tahukah engkau wahai langit
Aku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan angakasa yang terindah
Hanya untuk dirinya

Lagu rindu ini ku ciptakan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya nada sederhana
Izinkan kuungkap segenap rasa dan kerinduan

“Gue harus minta maaf sama Oliv!!”tekat Ray kemudian

***

Ify menatap Gabriel heran. Dari tadi kayak setrikaan.

“Kak, lo kenapa sih? Pusing gue liatnya”sungut Ify

“Gue lagi bingung”singkat Gabriel tanpa menghentikan mondar-mandirnya-_-

“Yang ada elo yang bikin gue bingung!”cibir Ify

“Iya deh gue diem”kata gabriel kemudian, ia duduk di samping ify yang lagi nonton kartun

“Lo duduk mah nyantai aja, nggak usah tegang begitu kalii”

“Lo mah protes mulu deh”dumel Gabriel

“Abisnya tumben-tumbennya lo nggak normal begitu”sahut Ify asal

“Sialan-_-“

“Lo kenapa sih?”tanya Ify

“Gue kasih tau tapi elo jangan bialng ke siapa-siapa ya” ify dengan ragu mengangguk

“Gue mau nembak shilla..”

“Lha terus kenapa bingung??”potong Ify

“Gue belom selese ngomong!!” ify kicep

“Iyeiye terusin”

“Nah gue bingung mau nembak dia dimana” ify heran, kok gabriel tumben-tumbennya bloon gitu (ify jahaaaattttt-___-)

“Dimana aja kan bisa, kak”kata ify

“Nggak romantis donk fy. Gue maunya beda dari yang lain”balas gabriel polos

“Di kandang ayam tuh biar beda dari yang lain” gabriel melotot

“Hehe, peace”

“Gimana nih? Kasih ide donk, kan gue udah cerita sama elo”paksa Gabriel

“Hmmm, mending lo nanya deva deh. Kan dia udah lama di jakarta” lampu di kepala gabriel langsung nyala terang banget (?)

“Huaaaa, pinter lo!! Gue ke deva dulu yaaa” gabriel ngacir meninggalkan ify yang geleng-geleng melihat tingkah gabriel

“Gue jadi inget Rio. dia kenapa yaa?”gumam Ify

***

Semakin kau tinggi semakin banyak yang ingin menjatuhkan. Mungkin seperti itu. Pernahkah kalian berfikir tentang kasih tak sampai? Atau mungkin pernah merasakan? Sama. Yaa, sama seperti gadis ini. Gadis yang menunggu seseorang yang benar tak peduli dengannya. Peduli? Bahkan untuk melirik saja tidak pernah.

“Maafin gue, gue egois untuk sekarang”batin gadis itu menatap pasangan yang masih baru-baru saja menunjukkan kemesraannya.

Gadis itu berjalan ke arah mereka. Dengan tekat bulat. Atau mungkin dengan alasan yang tak pernah logis.

“Haii”sapa gadis itu

“Ehh iyaa, haii”balas pasangan itu yang tak lain adalah Deva dan Keke

“Lagi sibuk ya?” basa-basi mungkin cara yang umum

“Enggak kok ley, kenapa emangnya?”tanya deva ramah. Iley. Gadis yang dulu pernah memergoki deva menangisi Keke.

“Eng, engga kok. Cuma nggak ada temen aja”ucap iley berbohong

“Eh lo anak kelas C kan?” tanya Keke . iley mengangguk

“Sekelas sama nyopon ya?” lagi-lagi iley hanya mengangguk

“Wahh seru donk. Kan dia lucu tuh, haha”kata keke

“Hehe. Iya, dia mah suka ngelawak. Jamnya pak Robby aja masih sempet ngelawak. Ckck”balas iley

“Haha. Iya iya, dulu pas gue kelas VII sekelas sama dia, bahkan pernah sebangku. Gila tu bocah, gue kena gampar bu Maria mulu gara-gara becanda sama dia.” Dan seterusnya iley dan keke terlihat sangat akrab

Deva hanya menimpali ocehan gadis-gadis cantik itu.

“Eh betewe ntar gue boleh nebeng kalian nggak?” tanya iley

“Yahh gue bawa motor ley”sahut Deva

“Emang sopir lo kemana?”tanya Keke

“Sopir gue pulkam, mama papa nggak pernah di rumah. Gue anak tunggal”jawab iley seadanya

Keke sejenak berfikir

“Ya udah entar elo sama deva aja. Biar gue dijemput”kata keke akhirnya

“Tapiii... gue nggak enak sama elo berdua”alibi iley

“Nggakpapa kok. Iya kan dev? Lo mau nganterin iley kan?”tanya Keke semanis mungkin. Deva tak tega melihat ekspresi keke.

“Ehmm, iya deh. Ntar bareng gue aja”timpal deva

“Beneran?” deva mengangguk

“Aduh makasih yaa”

Dalam hati, iley tersenyum puas. Langkah pertama bakalan dijalani sepulang sekolah.

***

Ify merasakan perubahan Rio. pemuda itu terlalu aneh di mata Ify. Entah apa, tapi Rio memang seperti bunglon yang setiap detiknya berubah sikap.

“fy...” merasa namanya disebut, ify menoleh

“Kenapa yo?” yaa. Mario.

“Tadi pagi lo nebeng gabriel apa berangkat sendiri?” aneh. Tumben banget Rio nanya hal yang nggak penting.

“Gue nebeng gabriel”

“Trus ntar lo pulang latiannya gimana?”tanya Rio . ify hanya mengumpat dalam hati, apalagi kelas yang sepi membuat keadaan ini terasa sangat canggung

“Naik taksi mungkin”

“Gue anter aja ya”pinta Rio

“Ehmm, gue mau ngomong sesuatu sama deva” alibi Rio keluar begitu melihat ekspresi keheranan Ify

“Boleh deh. Tapi jangan turunin gue di jalan ya” rio terkekeh

“Mending gue jual deh, sayang amat dibuang. Ahhahah”canda Rio

“Yee, dasar! Eh lo nggak ke kantin?” rio berfikir

“Laper sih, cuman males ke kantin sendiri. Via sama Alvin pake acara ninggalin lagi”dumel Rio

“Ke kantin sama gue aja yuk. Gue juga laper”rio tersenyum. Dalam hati ia sangat senang karena tak perlu mengajak ke kantin duluan -_-

“Boleh. Yukk”

Kantin terlihat tak begitu ramai. Memang setelah Anniv tadi malam, kelas banyak yang free dan biasanya pada milih nonton Dayat main basket.

“Cieee yang jadi couple semalem langsung lengket aja nih”goda anak kelas sebelah

“Apasih, biasa aja kali :p”balas Ify

“Ohh mungkin ini alasan si Ify nolak Dayat kemarin. Iya nggak de?”sinis Oik

“iya tuh. Ckck, seleranya ternyata rendah juga ya”timpal dea tak kalah sinis

“Duhh Iffyyy, lo kan cantik kok mau sih sama Rio yang BIASA AJAAA??” Oik sengaja menekan kata yang dicapslock

“Kalo gue jadi elo sih lebih milih sama Dayat. JAUHHHHH” Rio mengepalkan tangannya.

“Kenapa elo yo? Nyadar ya kalo elo itu BIASA AJA?” oik melirik sinis Rio

“Oik!! Dia kan Mr. Nusa tau , nyogok berapa ya ik?” dea sengaja memancing emosi rio. ify masih diam.

“Anak pinter kok nyogok”

“HAHAAAAHHAHAHA” Oik dan Dea tertawa renyah. Kemudian diam ketika menyadari Ify tak bereaksi. Hampir anak-anak satu sekolah berkumpul menikmati kejadian langka itu

“Udah?”sinis Ify. Oik dan Dea menatap kesal

“Emang lo siapa gue? Urusan gue mau sama siapapun juga itu TERSERAH GUE. Lo pikir elo siapa? Anak raja? Presiden? Sampe sebegitu ngerendahin orang. Lo sama Rio juga bagusan Rio kali, liat deh. Rio diem. Dia nggak perlu nanggepin bacotan orang kayak elo. HAHA, kasian banget sih yang nyari perhatian” skak mat. Oik dan dea hanya bisa diam, tak mampu menjawab. Ify menarik lengan Rio untuk meninggalkan kantin.

Sorak-sorai menyukurkan Oik dan Dea terdengar begitu jelas meski pasangan tertunda itu telah jauh dari kantin.

“Uhmm, sorry”kata Ify lalu melepaskan gandengannya. Entah angin apa yang membuat Ify melangkahkan kaki ke gedung kosong.

“Makasih ya”kata Rio tulus . ify mendongak menatap Rio

“kenapa makasih? Gue nggak ngelakuin apa-apa”tanya Ify heran

“karena setiap perbuatan baik emang wajib diterimakasihi, kayak yang elo lakuin tadi”ucap Rio datar

“Justru gue mau minta maaf, tadi gue lancang ngomong kayak gitu. Lo pasti malu ya gara-gara dibelain cewek?”ucap Ify pelan, jantungnya berdetak tak karuan. Ia menunduk dan menggigit bibirnya.

“Haha. Kenapa harus malu? Tuhan nggak pernah bedain umatnya kan? Sama kayak gue, gue nggak pernah beda-bedain siapapun”kata Rio sambil tersenyum manis. Ify tertegun, senyum itu mampu meluluhkan kekhawatirannya

“Gue kenapa?”batin Ify

“Ehh ternyata kalian disini yaa..” Rio dan Ify menoleh dan mendapati Alvin dan Sivia ehh juga ada Gabriel dan Shilla

“Lo nggakpapa kan yo?”tanya Alvin sedikit parno

“Emang gue kenapa?” alvin melengos

“Lo ngapain disini juga kak?”tanya Ify menatap gabriel

“Khawatir sama elo. Hehe” ify terkekeh

“Lo kenal gue berapa lama sih?”sengit Ify

“Berapa lama yaa? Gue ingetnya kenal Shilla berapa lama. Hehe” balas Gabriel tanpa dosa

“Shil, lo apain kakak sepupu gue itu? Makin gila semenjak sama elo. Jangan-jangan lo aslinya juga gila yaa?”selidik Ify

“Sial! Gue mah waras fy, suer deh. Mungkin kakak lo ini kerasukan setan gila” gabriel mendelik menatap shilla

“Gitu-gitu juga calon cowok  elo”sahut Ify cuek

“Hah?” kaget Via, Alvin dan Rio

“IFY!!”pekik Gabriel

“Kan tadi malem lo cerita mau nembak shilla yel”ify makin jahil

“Apasih?? Enggak kok enggak”elak gabriel

“Ciieeee ciiieeeeee”goda Via, Alvin dan Rio . pipi Shilla sudah terhias rona merah.

“Pipi lo kayak kesumba shil, haha”goda Rio

“Apasih! Jangan godain mulu donk” shilla mengerucutkan bibirnya

“CIIIEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE”

Dan seperti itu seterusnya. Mereka saling menggoda satu sama lain. Dalam benak shilla, dia bersyukur bisa mengenal persahabatan yang sesungguhnya. Yang mungkin nggak akan pernah dia dapat di tempat lain.

“Pulang yuukk”ajak gabriel

“Gue latian”kata Rio, Ify dan Alvin kompakan

“Oh iya yaa, ya udah gue sama shilla duluan ya”pamit gabriel

“Iyaa”

“Nah gue?”sivia menunjuk dirinya sendiri

“Yuukk via sayang, gue anter ke gerbang sekalian gue temenin nunggu jemputan” via tersenyum lalu mengulurkan tangannya. Alvin dengan sigap meraih jemari tangan Via lalu berjalan meninggalkan pasangan tertunda itu.

“Mau ke ruang musik sekarang?”tanya Rio

“Yukk”

***

Cakka dan Agni. Keduanya memang punya dunia sendiri, tapi setelah ini mereka yakin akan menjalani kehidupan normal seperti dulu. Sebelum, sebelum keegoisan itu memupuk di persahabatan mereka.

“Lusa kita ke jakarta”kata Cakka

“gue nggak sabar deh”ungkap Agni

“Gue juga. Hehe”

“Lo paling kangen siapa?”tanya Agni

Kini posisi mereka seperti biasanya. Duduk di atas rerumputan di tepi danau.

“Kangen rumah gue”jawab cakka tanpa dosa

“Haha, somplak lo. Gue nanyanya kan siapa”balas Agni

“Samaaaaaa persahabatan kita. Gue, elo, Sivia, Alvin dan.....”

“RIO”potong Agni cepat. Cakka hanya tersenyum tipis

“Lo beneran nggak suka kan sama Rio?”tanya cakka pelan. Agni mengerutkan keningnya

“Lo nggak bosen nanya itu mulu?” agni mulai menunjukkan ekspresi kesalnya

“Nggak”

Agni mendengus sebal

“Lo tau jawabannya, dan itu jawaban akan selalu sama. Gue Cuma nganggep Rio itu sahabat, kayak elo anggep Rio itu apa”ungkap Agni

“Kita itu nggak logis ya” cakka menyenderkan tubuhnya di batang pohon. Agni menirunya.

“Kenapa bisa gitu?”tanya Agni heran

“Kita lari dari masalah dengan alasan saling mencintai, padahal ? lo tau kan maksud gue”lirih cakka

“Cinta emang nggak logis kka. Sama kayak terjadinya siang malam, kenapa bumi bisa berputar, kenapa air itu selalu mengalir, kenapa bulan adanya di malam hari doang. Banyak yang nggak logis, sama kayak cinta” agni mengerjapkan matanya

“Tapi, apa alasan semua ketidak logisan itu?”tanya Cakka pelan

“Entah, Tuhan yang tau segalanya”

“Hmmm”hanya deheman Cakka yang terdengar. Itu berarti dia sedang mencerna perkataan agni

“Oh iya kka, tante gesty mau ikut tinggal di Jakarta sama gue”kata Agni

“Bagus donk”

“Iya, dengan begitu gue nggak perlu merasa kehilangan orang tua” cakka menatap agni

“Seenggaknya orang tua lo pergi karena diminta Tuhan. Gue? Mereka bahkan nggak peduli sama gue kan” agni mengerti maksud cakka. Ia kadang tak tega dengan sosok cakka yang sok tegar itu. Dia rapuh.

“Jangan sembunyiin sosok asli lo”cibir agni

“Gue nggak nyembunyiin, gue Cuma nggak mau orang lain kasihan sama gue”elak cakka

“Justru itu yang bikin kita semua khawatir sama elo”

“Itu yang selalu elo dan yang lain bilang” agni tersenyum, ternyata cakka masih ingat

“Kita peduli sama elo”

***

Mata Ify terpaku pada sosok Rio di hadapannya. Ia menatap gelagat tak sedap dari pemuda itu. Seperti, menyembunyikan sesuatu. Namun berkali-kali Ify memperhatikannya, tak ada jawaban.

“Kenapa lo? Ngeliatin gue segitunya..” Rio bergidik ngeri

“Lo ngapain ngajak gue ke sini?” ify memperhatikan sekelilingnya. Sebuah restaurant yang cukup mahal dengan interior yang sangat apik, namun suasananya kurang tepat untuk Rio dan Ify.

“Ya, gue ngajak lo makan”jawab Rio polos

“Aduhh gue juga tau. Tapi kenapa di tempat ini sih”dumel Ify.

Sepulang latian tadi Rio memang berhasil ‘menculik’ Ify dari Alvin.

“Bukannya lo suka tempat yang kayak gini? Mahal dan elit” rio menjawab dengan muka yang sangat polos lagi. Ify menepuk keningnya.

“Udah ah. Pindah!! Ayokk!!”

“Tapi kita belum mesen apa-apa fy..” Ify tak menggubris malah menyeret Rio keluar

Semua tatapan mata pengunjung terarah ke dua sejoli tertunda itu. Ify tak peduli.

“Duh IFY! Lo malu-maluin aja”cibir Rio

“Malu-maluin pala lo! Ayo ah pergi”kesal ify

“Nggak jadi makan nih? Laper fy..”rio memelas

“Emm, gue tau tempat yang bagus kok”ify tersenyum senang

“Dimana?”

“Lo jalanin aja motornya, ntar gue yang ngasih petunjuk” rio mengangguk mengerti

“Dimana fy?”tanya Rio

“Lurus, sampai pertigaan belok kanan,” ify menunjuk ke arah jalan.

Motor Rio berhenti di depan kedai lesehan. Rio terheran-heran.

“Kok disini fy?”tanya Rio bingung

“Iya emang ini,”

“Yakin?”

“Iya”

Rio menatap aneh Ify. Ternyata dia tak seperti yang ia pikirkan, dikiranya ify itu gadis yang ‘serba mahal’ makanya dia membawa ify ke restaurant tadi.

Mereka berdua berjalan menuju kedai itu.

“Mau pesen apa mbak, mas?”tanya si penjual

“Saya pesen siomay sama es teh mang, lo pesen apa yo?” ify beralih ke rio

“Samain aja”

“Oh, oke. Siomay sama es teh dua ya mang” mamang itu mengangguk lalu meninggalkan pasangan itu.

“Lo kok tau tempat kayak gini sih fy?”tanya Rio penasaran

“Gue sering ke sini. Kenapa?”balas Ify

“ehmm, aneh aja. Cewek modis kayak lo sukanya makan disini” ify terkikik

Tak lama kemudian, pesanan mereka datang.

“Enak kan?”tanya Ify ketika rio selesai menelan siomaynya

“Ehmm, not bad”

Setelah itu mereka menikmati makanan mereka sambil sesekali bersenda gurau.

***

Seperti yang tadi deva janjikan, iley pulang bersamanya ‘atas permintaan keke’ tentunya.

“Dev, mampir nggak?”tanya iley

“Enggak deh”tolak deva

Ini memang kedua kalinya deva mengantar iley.

“Mampir bentar yuk”paksa iley

“Bentar yaa” iley tersenyum senang.

Deva memasuki rumah iley yang lumayan besar itu karena dibandingkan rumahnya tentu lebih besar rumahnya.

“Sepi amat ley?”tanya Deva

“Iya, Cuma ada pembantu. Bentar ya gue ambilin minum” deva mengangguk

“Kasian banget iley, kalo gue kan masih ada kak Ify sama kak Iel meskipun dulu gue juga sendiri sih”batin Deva

Kemudian iley datang membawa minuman dan toples berisi cemilan.

“Nih minum dulu”

“Iya”

Deva meneguk orange juicenya.

“Eh betewe yang dulu sama keke siapa dev?”tanya iley memecah keheningan

“Itu.. siapa ya? Gue juga nggak tau. Hehe”balas Deva

“Loh, emang lo ngga nanya?”tanya iley

“Enggak”

“Aneh lo”cibir iley

“Yaa gimana lagi? Gue percaya sama dia. Gue udah terlanjur cinta sama dia, dari dulu kelas 7. Haha ” iley tertunduk, hatinya tersayat.

“Ehh lo kenapa?”tanya deva menyadari perubahan di wajah iley

“enggak papa kok. Cuman agak pusing aja”

“Ya udah gue pulang aja yaa, lo istirahat” iley mengangguk pasrah.

Setelah deva pulang, iley berlari ke kamarnya dan menghambur ke kasur. Wajahnya ia benamkan di bawah bantal dan.. terisak.

***

Hari ini Ify dan Gabriel akan menjemput Cakka dan Agni dan tante gesty tentunya.

“Mereka mana sih kak?” kesal Ify sambil terus mengangkat kertas bertuliskan “Cakka dan Agni” . airport memang lagi rame banget jadi pasti susah buat nemuin makhluk itu.

“Itu fy!!” gabriel menunjuk seorang pemuda berkulit putih dengan topi NY putih dan 2 gadis di belakangnya.

“CAKKAAAA AGNIIIIIIIIII” mereka menoleh ke arah gabriel yang menyebut namanya.

“GABRIEEELLLLL”

“Huaa kangen gueee” iel memelukcakka erat

“Gue juga bray, lo apa kabar?”balas cakka

“Baik donk”

“Eh ini Ify yaa?” agni menunjuk ify yang sedari-tadi memerhatikan cakka dan gabriel

“Eh iya ag, masih inget rupanya. Haha” ify merangkul agni

“Haii iffyyy” cakka mengalihkan perhatiannya ke ify

“Haii kka, makin keren aja lo”balas ify

“Iya donk. Gabriel aja kalah” cakka terkikik

“Enak aja!! Gue mah gantengnya udah permanen”balas gabriel

“HUUUUUU”toyor ify, cakka dan agni

“Ehmmm...” deheman seseorang mengalihkan perhatian  mereka

“Eh tantee.. hehe, apa kabar tan?” gabriel nyengir

“Baik yel. Ya udah sekarang kita pulang dulu ya, ntar kangen-kangennya” mereka menurut

***

Cahaya itu tak lagi redup. Kini ada secercah bintang lain yang mengisi hati, meski kata orang ‘tak ada luka yang tak berbekas’ namun sekarang bekas itu mulai memudar. Memang belum seutuhnya.

“Nggak ada nama Agni lagi di hati gue, semua gara-gara ify”gumam Rio

Beberapa menit yang lalu nama agni mulai ia sadari. Memang, semenjak bersama ify ia mulai melupakan gadis yang dulu mengisi hatinya. Nama agni benar-benar lenyap.

“Makasih kka, setelah lo pergi ternyata perasaan gue itu benar-benar ilang” rio terkekeh mengingat ia yang lalu. Mario di masa lalu. Seorang pemuda yang dikagumi banyak orang, yang selalu cool di mata orang dan mario yang jatuh cinta kepada gadis yatim piatu yang tak lain adalah sahabat dan pacar sahabatnya.

“Apa gue balik lagi jadi Mario yang dulu? Eh tapi Cuma stylenya aja nggak pake suka sama agni”ucap Rio nampak berfikir

“Boleh deh”lanjutnya lalu tersenyum miring

Drrtttt drrtttt

Rio meraih handphonenya. 1 message received.

From: Ify Alyssa^^
Yo, gue lagi sama cakka ‘n agni nih. Kita ke rumah cakka dulu, soalnya agni nggak mau pulang ke rumahnya. Gue rasa dia nggak mau ketauan sama Via

Rio terseyum membaca nama pengirim sms itu, lalu membalasnya

To: Ify Alyssa^^
Lo pantau aja ya trus kasih kabar sama gue, oke pens :p

Tak berapa lama Ify membalas.

From: Ify Alyssa^^
Pens pens nenek lo! Udah dibantuin bukannya terima kasih malah fitnah, awas lo

Rio terkekeh membacanya. Ia membayangkan kalo ify ngomong langsung di depannya, pasti lucu (kebiasaan saya ini-_-)

To: Ify Alyssa^^
Iyeiye, makasi cantik^^

From: Ify Alyssa^^
Iya, sama-sama jelek^^

To: Ify Alyssa^^
Gue bilang elo cantik, kenapa lo bilang gue jelek?-_-

From: Ify Alyssa^^
Gue takut dosa yo, nggak baik ngefitnah orang

To: Ify Alyssa^^
Kamfreett-_-

Ify tak membalas lagi.

***
Disisi lain, ify terkikik di sebelah Gabriel yang lagi main PS sama cakka.

“Lo kenapa fy?’tanya cakka menatapnya bingung

“Kesambet”jawab ify asal

“Perasaan rumah gue nggak ada setannya”balas cakka

“Emang lo tau? Kan lo di Bandung” ify tak mau kalah

“Fy, lo jangan nakut-nakutin deh” cakka merinding

“Geblek banget lo cak! Si ify kan tukang ngibul, mana mungkin dia kesambet tapi masih bisa jawab pertanyaan elo. Lagian tuh pembantu lo juga masih betah disini”nimbrung gabriel

“Oh iyaa”celetuk cakka

Tak lama kemudian Agni dan tante gesty datang membawa makanan

“Makan dulu yuuukk”seru Agni

“Wah kebetulan gue laper”ceplos Ify

“Dih perut lo buncit baru tau rasa”sahut cakka

“Bodo amat. Yang penting gue cantik” cakka melengos

“Iya dah cantik di mata Rio”celetuk gabriel

Cakka dan Agni saling berpandangan.

“Rio??”tanya mereka berdua

“Ehh.. iya, kenapa? Lo kenal?” gabriel pura-pura nggak tau

“Emm, iya. lo kenal juga yel?”jawab dan tanya Cakka.

“Iya, dia temen sekelas gue,”sahut Ify.

“Temen sekelas lo fy?”tanya Agni tak percaya.

“Yoii,”jawab Ify sambil melahap cemilan dari tante gesty tadi. Ia pura-pura nggak tahu apa-apa.

“Calon pacarnya Ify tuh!”celetuk Iyel yang bikin Ify melotot ke arahnya.

“Kagak sudi gue punya cowok yang irit omong bin belagu gitu, dihh” Ify bergidik ngeri membayangkan wajah Rio yang datar-datar itu.

“Awas loh kualat!!”

“KAK IEEELLLL!!!!”

“Ehh ampun , ampun” Iyel berusaha menghindar dari serangan Ify.

“Hahahahahaa.”

“Eh ag, lo nggak pulang ke rumah lo?”tanya Iel.

“Entar malem yel,”jawab Agni.

“kenapa?”

“Cerita aja deh ag, toh kayaknya mereka pura-pura nggak tau”sahut Cakka

“maksudnya apa nih?”tanya Ify dengan wajah pucat

“Udah deh, lo tau masalah kita kan?”tuduh Cakka

“Masalah apaan?”elak iyel

“Gue sempet ngintip sms lo kok fy”kata Cakka santai

“Oh gitu yaa, hehe” ify nggak tau harus ngomong apa lagi

“jadi lo udah tau semuanya?”tanya agni tak percaya

“i, iyaa ag”jawab Ify gugup

“Nah bagus ! sekarang lo kasih tau gimana caranya kita minta maaf ke mereka” ify menatap cakka tak percaya, ia pikir bakal disemprot abis-abisan sama mereka berdua

“Gue serius kok”lanjut cakka

“Kalo gitu .............” ify dan iyel menjelaskan sesuatu

“Haha, bagus bagus!!”komentar cakka dan agni

***

Pagi ini seperti biasa sebenarnya namun berbeda dengan Ray yang akan meminta maaf kepada Oliv , dunia serasa berputar membawanya di awang-awang. Ada rasa aneh membayangkan ketika ia berbicara dengan Oliv setelah kejadian kemarin tapi toh dia tak mau menyia-nyiakan kesempatan.

“Lo mau sekolah apa mau jagain meja makan?” suara itu menyadarkan Ray dari dunianya. Ia mendapati kakaknya itu menatap dengan pandangan –sampai-kapan-lo-mau-disitu-

“Ayo berangkat”singkat Ray.

Rio hanya mengedikkan bahu melihat aroma tak sedap dari wwjah kusut adik semata wayangnya. Ia tak mau mencampuri urusan siapapun dulu apalagi Ray, selain ia belum menyelesaikan masalahnya dengan cakka, ia juga yakin kalo Ray lebih dewasa dari pada dia sendiri.

Setelah sampe di sekolahnya, Ray bergegas menuju kelasnya tapi ternyata Oliv belum datang. Ia tetap menunggu sampe bangku itu terisi orang tapi nihil, sampai bel istirahatpun Oliv tak ada di tempat. Ia memutuskan menghampiri Acha atau Keke.

“Emm, boleh nanya nggak?”tanya Ray ragu-ragu.

“Eh ray, ada apa?”sahut Keke

“Oliv  kemana ya?”tanya Ray

“Oliv sakit, setelah kejadian kemarin dia nggak langsung pulang, malemnya baru dia ditemuin pingsan di tepi danau”kata Acha

“Hah??” Ray memasang telinganya baik-baik, tidak! Ia tak tuli.

“Yakin cha?” Acha mengangguk mantap.

“Saran gue lo ke rumahnya aja ray, dia pasti butuh elo”usul Keke

“Tapi ....”

“Kita temenin elo kok”sahut seseorangdari belakang

“Deva? Ozy??” ya!! Dua bocah itu menguping sejak tadi

“Gimana? Mau kan??” Ray berfikir lalu mengangguk senang

“makasih ya. Kalian emang sahabat yang paling baik”ucap ray terharu. Mereka bertiga tersenyum lantas berpelukan.

“Gue sama Keke juga nunggu lo jadian sama Oliv loh,”celetuk Acha jahil

“ehhh...”

“HAHAHAHA”

***

Ify menatap Rio yang sepertinya sedang gugup, setelah sejam pelajaran berlalu ia memang jadi pendiam karena kedatangan Cakka di kelasnya sedangkan Agni di kelas Gabriel bersama Shilla juga. Cakka memang menunjukkan wajah pura-pura tak pernah kenal dengan Rio, bahkan Rio semakin panik ketika Cakka duduk di bangku depan di samping Ify, itu artinya Rio masih bisa melihat sosok Cakka setiap pelajaran.

“Kenapa sih lo??”tanya Ify kesal

“Emang gue kenapa?” Rio balik bertanya

“Lo kayak orang yang dikejar teroris”ceplos Ify

“Dimana-mana tuh teroris yang dikejar”balas Rio

“nah makanya itu, lo nggak normal” seketika Rio melayangkan tinjuan pelan di kepala Ify

“Sakit bego!!”ringis Ify

“Makanya jangan ngomong sembarangan”elak Rio. Ify hanya memajukan bibirnya.

“Jangan manyun lo! Makin jelek tau!!”ledek Rio

“berarti kalo gue nggak manyun cantik ya?”balas Ify senyam-senyum

“emm, sama aja sih”kata Rio tanpa dosa

“Dasar item!!”sungut Ify

Di lain sisi Cakka mencoba melirik dari ekor matanya, Ify dan Rio memang terlihat akrab padahal menurut Ify dan Rio sendiri mereka selalu berantem. Cakka bernafas lega, sepertinya candaan Iyel yang bilang Rio naksir Ify nggak Cuma asal ngomong aja, setidaknya itu yang cakka tangkap dari ekor matanya.

“Ngeliatin apa kka?” cakka menoleh

“Enggak kok enggak” cakka mencoba tenang meskipun teman sebelahnya yang bernama patton itu terlihat curiga

“Lo nggak naksir Ify juga kan?”tanya patton blak-blakan

“Ha? Enggaklah! Dia temen gue pas SMP, lagian gue udah ada cewek kok”jawab cakka

“Loh? Bukannya ify SMP-nya di luar negeri ya? Apa dia bo’ong?”tanya patton bertubi-tubi

“Ehh enggak dia nggak bo’ong, jadi tuh dulu dia sempet sekolah di SMP gue tapi Cuma sekitar 3 bulan abis itu balik ke sekolah aslinya di luar negeri, kan waktu itu almarhum neneknya sakit-sakitan jadi dia yang ngurus, setelah meninggal dia ke luar negeri lagi”jelas cakka

“Ohh gituu yaa”

“Ton, bisa anter gue ke toilet nggak? Gue nggak tau letaknya” patton menggangguk lalu berjalan megantar cakka ke toilet.

“Kapan lo semua mau minta maaf?”tanya Ify

“Kapan vin?” bukannya menjawab, Rio malah mengajukan pertanyaan itu ke Alvin

“Kapan ya? Kapan nih Via sayang?” sama halnya dengan Rio, Alvin melempar pertanyaan itu ke Sivia

“Lah kok jadi gue?”

“Ihh ngenes gue sama lo pada, jadinya kapan? Eh via, agni udah balik ke rumahnya loh”sahut Ify

“Haa serius? Tapi kok gue nggak liat agni berangkat sekolah?”tanya Via

“Dia berangkat pagi buta vi”jawab Ify

“Segitunya yaa...”lirih Via

“yang penting kalian cepet susun rencana minta maaf kalian itu, ntar gue yang bantu supaya kalian bisa ketemu mereka”jelas Ify

“Gimana kalo besok? Atau nanti aja sepulang sekolah? Lo tahan mereka di taman belakang terus via bawa kue tart yang ada tulisannya “I’m Sorry” , gimana?”usul Alvin

“Nah!! Tumben lo pinter”celetuk Ify tanpa dosa

“Ehh ceweknya Rio diem deh”balas Alvin

“Eh apaan nih bawa-bawa gue?”tanya Rio tak terima

“Lah kan ini cewek lo kan?”tanya Alvin polos

“ENGGAKKK!!!!!”seru Ify dan Rio bersamaan

“Ihh biasa aja kali”dengus Alvin sambil mengusap telinganya

“Makanya vin jangan bangunin macan tidur”celetuk Via yang langsung mendapat tatapan murka dari Ify dan Rio

“Ehh, peace”

“dari pada lo berdua ngomong ngaco mulu mending cepet pesen tartnya deh”kesal Ify

“Eh iya iya” Via segera memencet keypad hapenya dan memesan kue tart yang tadi direncanakan

“Udah”

“Sipss!!”

“Kalo gitu gue ke kelas Agni dulu ya, bubaaayyyy”pamit Ify yang langsung berlalu

“Udah deh kalo naksir bilang aja”sindir Alvin yang menangkap tatapan Rio masih mengarah ke Ify yang semakin menjauh

“Apasih lo!”ketus Rio

“Kita tau kali kapan lo beneran benci sama orang dan kapan elo ...... jatuh cinta”ucap Via jahil

“Lo lagi! Cocok deh kalian, kerjaannya gosipin gue mulu!”kesal Rio

“Dia takut saingan sama anak-anak kece vi, haha”ceplos Alvin

“terusssss teruuusssssssss” Rio memutuskan meninggalkan Via dan Alvin yang terus menggodanya.

“Yah dia ngambek”celetuk Via

Rio berjalan tanpa tujuan, hanya mengikuti kakinya. Sebenernya dia hanya malas digodain Alvin dan Via makanya lebih memilih keluar kelas tapi ternyata ia sendiri tak tau mau kemana.

“Kemana nih?”tanya Rio pada dirinya sendiri

“Lapangan basket aja deh”lanjutnya

Rio memutuskan ke lapangan basket, sejujurnya Rio sangat kangen sama basket. Iya! dulu ia sangat mahir bermain basket tapi sekarang semua yang berhubungan dengan basket seakan sengaja dikuburnya dalam-dalam.

“Itu Iyel ya? Samperin aaahh eh tapi sama siapa ya? Temen paling”katanya yang melihat gabriel sedang duduk bersama laki-laki yang jarang ia lihat.

Rio mulai mendekat, ketika tinggal beberapa langkah ia malah berhenti

“Gue suka sama sepupu lo”

DEG

Hanya rentetan kalimat itu yang ia dengar, ia memutuskan untuk menguping. Hal yang lama tak pernah ia lakukan.

“Apa de? Lo suka sama Ify?”tanya Gabriel dengan nada tak percaya

“Iya yel, kenapa? Ify udah punya cowok?”tanya laki-laki yang dipanggil ‘de’ oleh iyel tadi

“Belum sih tapi ...”ucapan Gabriel terputus

“Tapi apa?”

“Emm, nggak papa kok de,”singkat Gabriel

Rio mematung, itu debo. Ia tau itu setelah ingat kalau dia dan debo pernah menjadi calon Mr. Nusa. Ia juga tau kalo orang yang bernama debo itu termasuk idola di sekolahnya sekarang. Lantas, apa iya ia harus bersaing dengan ‘idola nusa’ ??

“Udahlah” ucap Rio lalu meninggalkan tempat itu. Niatnya untuk menyapa Gabriel urung.

***

Ray, Deva, Ozy, Keke dan Acha menuju rumah Oliv menggunakan mobil Deva. Ada sedikit rasa bersalah yang dari tadi menghinggap di diri Ray, entah apa tapi setelah mendengar kabar dari Acha dan Keke kalau Oliv sakit itu justru membuatnya lebih sakit.

“Ray, lo kenapa?” pertanyaan yang dilontarkan Acha membuyarkan lamunannya

“Enggak cha”

“Lo cerita aja sama kita”usul Deva yang diangguki oleh yang lain

“Gue jahat dev, bisa-bisanya gue ngomong kasar begitu. Harusnya gue mikir dulu sebelum ngomong” Deva, Ozy, Acha dan keke menatap prihatin

“Udah lah ray, toh lo mau nyalahin diri lo juga nggak bakal ngerubah keadaan”kata Keke

“Iya gue tau”ucap Ray pelan

Setelah itu di dalam mobil Deva hanya tercipta keheningan.



***

TO BE CONTINUE .

0 komentar:

Posting Komentar