Film
yang dibintangi empat cewek cantik yang tak lain adalah “Blink” ini berhasil
menghipnotis gue sejak pertama kali tahu kabar mereka ada project film. Melihat
bagaimana beberapa sinetron & ftv mau gak mau sempet bikin gue “sebagai
fans Ify” pesimis. Pasalnya, tahu sendiri porsi Ify dan Sivia selama ini hanya
sebagai “pajangan” yang munculnya seolah-olah karena formalitas atau bisa
dibilang karena mereka member Blink. Apalagi mengingat dua sinetron terakhir
mereka yang ‘katanya’ untuk promo lagu justru kebanyakan memakai lagu orang,
gue agak takut kalau di film ini juga akan dicampuri dengan lagu-lagu orang.
Hmmm. Ya, ini keraguan awal karena semakin hari rasa penasaran gue semakin
bertambah dengan munculnya spoiler-spoiler.
Tanggal
14 November akhirnya gue melancarkan kenekatan untuk nonton Heart Beat di kota
seberang. Fyi, kebetulan sekali ponsel gue rusak dan perjuangan banget
minjem-minjem ponsel temen. Sempet ngabarin ke Mama kalau pulang sabtu, tapi
nggak bilang alasannya apa soalnya kalau bilang udah jelas akan dilarang keras.
Jam 3 sore gue dijemput temen dan akhirnya nginep. Rencana yang harusnya nonton
hari jum’at ditunda karena kesorean sedangkan temen ada latihan orchestra. Jam
6 sore ditinggal sendirian di kost temen sampai jam 9 malam lagi. Yak! Ini
namanya perjuangan.
Paginya,
jam 9 gue udah OTW nonton padahal filmnya mulai jam 12.15 WIB akhirnya
muter-muter dulu. Jam setengah 11 kita ngantri tiket. Huh! Deg-degan sekali.
Kita keluar sebentar untuk foto-foto & gue nyempetin bawa kertas tulisannya
“ALUNA-BIRU HARGA MATI!!!” sampai yang lewat pada curi-curi baca karna
penasaran (bisa jadi juga karna heran sama anak kepedean bawa-bawa kertas demo).
Jam 12.05 WIB mulai masuk ke teater 4. Nggak sabar. Sayang, yang nonton
sedikit, mungkin udah pada nonton di hari sebelumnya (berusaha positive thinking).
Film
dimulai... deg... Aluna-Biru! Udah janji sama diri sendiri supaya nggak ngantuk
jadi selama sekiar 95 menit melototin film takut kelewat meskipun sedetik.
Halah. Dari awal nggak diceritain Aluna-Biru ini pacaran, jadi mungkin kalau
nggak baca sinopsis baru paham kalau Aluna-Biru pacaran waktu scene Keira bilang “Cieee kalian pacaran
ya”.
Alur
demi alur gue menikmati meskipun banyak keganjalan dan ekspetasi yang harus
dilupakan hm. Kelebihan film ini tentunya film ini beda dari film-film
girlband/boyband lain yang rata-rata menceritakan perjalanan karir mereka,
sedangkan di sini Blink menceritakan sosok-sosok lain namun tidak terlepas dari
‘musik’. Ya, rasanya Blink itu khas sekali dengan musik yang berkualitas.
Selama film berlangsung juga penonton dibuat enjoy dengan soundtrack-soudtracknya apalagi lagu ciptaan Ify yang
berjudul ‘Kembalilah’ sangat sangat berhasil bikin gue—khususnya—baper.
Karakter-karakter yang diperankan Blink ini juga sudah pas dengan karakter asli
mereka yang nggak beda jauh. Kalau awalnya gue jatuh hati sama karakter Aluna sebelum
film ini tayang, akhirnya malah gue jatuh hati sama karakter Lexa di film Heart
Beat dan geregetan sama tokoh Aluna. Entah gimana bisa akting Sivia jauh sekali
dari sinetron-sinetron Blink, yang biasanya dialog apapun digayain marah-marah
tiba-tiba bisa sedrastis ini peningkatannya. Untuk Ify dalam memerankan tokoh
Aluna memang paling ‘dapet’ waktu Aluna nangis sesenggukan di depan Biru, Ify
yang biasanya kalau akting cuma mangap kaget dibuat-buat bisa nangis
sesenggukan. Huh good job Ify-Via!
Mungkin ini bisa jadi pertimbangan kalau mau bikin sinetron Blink terus mau
ganti peran utama sekali-kali hehe ._. lalu Lido-Lexa ini perlu gue acungin
jempol, mereka aktingnya bikin baper kayak pacaran beneran.
Untuk
kelemahannya hm sejujurnya gue sangat kecewa dengan karakter Aluna yang kurang
digali. Aluna ini kan anak yang kesepian dan sedingin benua antartika tapi
entah kenapa kesan dingin ini cuma ‘dapet’ di awal setiap Aluna nyuekin Biru
selebihnya gue sebagai penonton nggak merasakan dinginnya Aluna. Lalu, gue agak
aneh sama Aluna yang bisa sedingin itu sama Biru tapi mau diajak gabung ke grup
bikinan Keira yang baru dikenalnya. Ya, itu aneh sekali di mata gue bahkan gue
berharap Aluna cuma ngelirik Keira terus keluar dari ruang musik. Kemudian di
bagian yang gue tunggu-tunggu, waktu Aluna-Agatha & Lexa-Keira pada
berantem gue pikir akan menegangkan & bikin kebawa suasana tapi
ternyata...... yah kecewa lagi. Terlalu cepat sampai gue bahkan nggak sempet
nangkep kalimat-kalimat yang dilontarkan mereka. Cuma sempet denger Aluna
bilang “Lo pura-pura nggak tahu kan Biru itu pacar gue” & Lexa bilang “Lo
suka kan sama Lido?” selebihnya cuma denger Keira-Agatha sibuk ngelak pakai
kalimat “Apa sih...” dan si Agatha udah tepar aja dan kemudian entah gimana
Keira udah di dalam ruangan rumah sakit dimana ada adiknya. Seperti yang gue
katakan, terlalu cepat. Bagian Aluna-Biru yang peluk-pelukan gue kurang paham
itu sebenernya mereka putus atau enggak. Untuk ending, gue bingung sekali
malah. Gue pikir Agatha meninggal. Respon gue waktu endingnya itu melongo
sambil nggak sadar bilang “Hah?” dan sempet kepikiran Biru & Lido “Gak seru
ah masa akhirnya nggak sama siapa-siapa” karena sejujurnya gue ngarep
Biru-Aluna balikan & Lido-Lexa jadian. Dua couple ini menurut gue yang jadi magnet film Heart Beat.
Ya,
selebihnya gue appreciated banget
sama ini film. Bener-bener layak tonton karena nggak ada adegan kissing atau
banting-bantingan. Menurut gue nilai 8/10 cocok untuk Heart Beat. Dari rumah
gue udah merencanakan nangis waktu Aluna dipeluk Biru eh malah akhirnya gue
nangis pas Lexa naik ke stage dan
terharu sekali sama kalimat-kalimat yang dilontarkan Keira, Agatha & Aluna.
Oh iya, kayaknya ada beberapa adegan yang dicut ya? Nggak ada bagian pada pegangan
tangan waktu Agatha terbaring entah dimana, waktu Aluna-Biru suap-suapan, waktu
Blink duduk di lantai & Blink ngobrol ketawa-ketawa di tangga kampus.
Ini
beberapa dialog yang gue suka (mungkin butuh revisi karena gue cuma ngandelin
keterbatasan ingatan):
Aluna:
Emang kita duet ya di kelas ini?
Biru:
Emang hati kita berduet ya? Kayaknya hati kita solois banget.
--
Aluna:
Biru, mau kemana?
Biru:
Kamu yang kemana. Aku kan selalu ada di depan kamu.
--
Aluna: Aku cuma nanya kamu
kemana. Dari kemarin aku nelfon kamu, kamu nggak angkat-angkat. Kalau bukan
kamu yang nemenin aku, siapa lagi?
--
Lexa: Lo yang... selalu ada buat gue.
Lido:
Cuma jadi yang selalu ada aja nih? Nggak bisa lebih?
--
Lexa: Kenapa gue jahat banget
sama sahabat-sahabat gue? Kenapa lo nggak pernah ingetin gue, Do? Kenapa?
--
Keira:
Keluar aja lo semua keluar! Gue bisa kok cari yang lebih bagus dari kalian!
--
Sebenernya
ada beberapa dialog lagi, sayangnya gue lupa. Hehe. Yuk yang belum nonton Heart
Beat buruan nonton.