"Tanpamu,
aku sebatas rindu yang tak pernah sampai ke peraduannya." - Fanny Salma (20yo)

Sabtu, 30 November 2013

Sedikit Cerita (Masih tentang kamu)

Hallo! Lama tidak mengisi blog. Kebetulan ada yang request nyuruh nulis lagi. But maaf kalo ada typo :3

Selamat meng-galau!

Lama aku tak menyebutmu dalam catatan kecilku, kali ini semua tentangmu (lagi). Lama pula kita tak pernah saling bertegur sapa, membuat cengkrama kecil yang menarik atau bahkan saling menertawakan. Aku hampir lupa bagaimana rasanya ada di dekatmu, namun kamu kembali. Sosokmu menjadi nyata lagi. Mungkin benar aku yang mencinta terlalu dalam, berusaha keluar dari kenyataan tentang kita. Semua di luar kehendakku, aku sendiri tak paham. Ketika kamu melempar senyum seakan ada de javu yang menyengatku, membuatku mengingat bagaimana kita dulu. Iya, kita yang dulu memang berbeda dengan sekarang. Bukan aku yang menciptakan perbedaan itu -karena memang aku nyaman denganmu kala itu- tapi kamu sendiri yang membuatnya berbeda. Jauh sebelum kamu tau, aku telah jatuh hati pada pertemuan pertama dan ketika kesempatan itu datang, aku gagal mempertahankannya. Kini jika benar semua akan kembali baik adanya, aku harap kamu tak pernah merubahnya untuk kedua kalinya. Aku ingin kita yang dulu, yang saling memahami, yang saling menghargai, yang saling mengerti. Jangan ada kisah lain yang memutar kisah ini. Setidaknya sampai aku cukup sanggup untuk melepasmu. Membiarkan sayapmu terkepak lebar, terbang tinggi bersama seluruh mimpimu.

Kamu, apa kabar? Masih sebaik dulu kan? Semoga. Namamu masih ada dalam daftar doa yang kupanjatkan kepada Tuhan. Nama yang -masih- setia bernaung di tahtaku. Senyum lebar dan tawa kerasmu bahkan juga ada di sana, lekuk wajah yang tegas, paras yang terlihat angkuh dan segala tingkah konyolmu tetap menjadi perhatian utamamu. Lagi, tak ada yang bisa sepertimu. Tak ada yang mampu membuatku mencintai seseorang dalam diam sejauh ini, tak ada.

Jika suatu saat kamu memang ditakdirkan dengan seseorang yang lain, semoga orang tersebut lebih baik dariku, lebih mudah membuat warna di kehidupanmu. Namun kumohon, jangan pernah halangi seseorang lain untukku dengan bayangmu. Jangan berdiri di depan pintu hatiku, itu akan membuatnya kesulitan untuk masuk. Biarkan aku membuka pintu itu untuk takdirku, meskipun bukan kamu. Percayalah, aku tak pernah menyesal untuk sebuah rasa yang kupendam sendirian. Nyatanya aku biasa mengobati lukaku sendiri.

Sabtu, 26 Oktober 2013

The Journey: IFY ALYSSA

Tanggal 6 Desember 1996, lahir seorang gadis cantik. Kedua orang tuanya yang tak lain Tubagus Hanafi & Gina Sonia memberikan nama "Alyssa Saufika Umari" untuk anak kedua mereka. Yayaya sekarang kita mengenal sosok itu, entah itu Ify idola cilik atau Ify Alyssa atau mungkin Ify Blink. Yeay! Kalian harus tau itu.

Ify waktu bayi

Ify sudah mulai besar (bersama Mama & Kak Eizel)

Dari kecil, Ify sudah diberi anugerah mempunyai suara yang khas & merdu. Terbukti, waktu TK dia sudah menyanyi di depan teman-teman sekolahnya.


Tapi Ify lebih minat ke piano. Ify ikut les di Elfa's juga di Farabi. Dari sini, Ify mulai nyanyi. Lebih tepatnya jadi penyanyi jazz, dia mulai manggung dan suaranya jelas oke.

Tahun 2008, Ify lolos audisi Idola Cilik lewat tempat les musiknya yaitu Farabi. Dia ketemu Hilmi (pemain MLP) di 50 besar Idola Cilik 1 sayangnya Hilmi nggak lolos, kebetulan Hilmi juga les di Farabi tapi di daerah bogor. Jadi mereka sama-sama Idola Cilik dari Farabi. Ify lolos di 16 besar dan harus berhenti di 12 besar, alasannya simple vote yang masuk salah nulis nama Ify jadi "Ivy, Ifi, dll".

Ify perform di Idola Cilik bersama peserta lain

Ify Idola Cilik - Lihat Lebih Dekat

Ify Idola Cilik - Baby Doll

Ify Idola cilik - Sahabat Sejati

Ify Idola Cilik - Pesta

Ify & fans autis

Ify Idola Cilik - Berdua Lebih Baik

Di lagu Berdua Lebih Baik, itu penampilan Ify terakhir di pentas Idola Cilik. Video perform Ify di Idola Cilik sebelum tinggal kelas bisa dicari di youtube ya!

Ify Idola Cilik tinggal kelas (diliput go spot)

Selain itu, di Idola Cilik mulai diperlihatkan bakat-bakat Ify. Dia bisa main piano (berhubung waktu itu adanya keyboard jadi Ify mainnya keyboard) & taganing.

Ify with keyboard - Bunda

Ify with keyboard - Over The Rainbow

Ify bermain taganing

Meskipun udah tinggal kelas, Ify masih diundang buat ikutan Idola Cilik Duo & Duet. Yang pertama dia dateng pasangan Bio One sayangnya cuma jadi runner up, mereka kalah sama Sion & Anjani.

Ify, Bio, Sion & Anjani





Dan meskipun cuma runner up, Ify kembali bersama Septian Idola Cilik dapet juara 1. Sebelum itu Ify dapet perform bareng Riko Idola Cilik buat penentuan gitu tapi ujungnya sama Septian.

Ify feat Riko - Kamulah satu-satunya


Ify feat Septian

Oke cukup tau aja random parah sama duet Ify-Riko pake acara berlutut segala *eh. Setelah acara Idola cilik duo/duet ini, grand final Idola Cilik 1. Ify juga ada pastinya. Jadi, dibuat semacam musikal. Ada gank anak-anak jalanan, anak-anak panti, anak-anak rocker & anak-anak gaul. Ify masuk gank gaul bareng Sivia, Septian & Sila. Jadi gank gaul itu isinya anak-anak borju, kece, gahoelzzz *iniapaa-_-* Kalo genk rocker sih ada Gabriel, Riko, Sion sama Iyan. Yang lain maaf aja aku lupa -_-

Ify bersama gank gaul

Meskipun Idola Cilik udah selesai, Ify tetep eksis nyanyi meskipun off air. Sampai di grand final Idola Cilik 2 dia kembali hadir. Di hari pertama GF IC 2 dia satu-satunya anak IC yang diminta duet bareng peserta GF selain dua pemenang IC 1. Wiihh! Mantep!


Back stage Idola Cilik 2


Di hari kedua, dia juga diundang bareng finalis IC 1 lainnya. Nyanyi bareng-bareng gitu. Tapi yang diundang dari Idola cilik 1 cuman 5 besar, Ify, Via, Sila, Sion sama Iyan. Di sini nggak ada foto Iyan ya. Maling dari blog Ify soalnya hehe

Cewek Idola Cilik 1 & 2 (baju Ify paling beda)





Tahun 2010, muncullah Idola Cilik 3. Waktu itu, disaat temen-temen Ify jagoin Deva si Ify malah jagoin Ray tapi Ray tinggal kelas. Tiba-tiba muncul band Idola Cilik, namanya Super Idola Band. Personilnya waktu itu masih 7 orang. Ify sebagai keyboardist, Gabriel & Debo sebagai vocalist, Zevana sebagai bassist, Cakka sebagai lead guitar, Agni sebagai gitaris dan Ray sebagai drummer (bukan drummerist-__-)

SIB pertama kali muncul di Idola Cilik 3



SIB pertama kali perform
Waktu itu Ify sempet mikir itu adalah penampilan pertama & terakhir SIB tapi akhirnya mereka diundang lagi. Nyanyi dua kali! Haha sayang kali kalo musti pertama dan terakhir. SIB itu dipilih secara audisi, waktu itu lawan Ify ada Sila, Bastian dll.

SIB - Akulah Dia

Abis itu GF Idola Cilik 3. Kalo di Idola Cilik 2 Ify disuruh duet sama Debo & Patton, di Idola Cilik 3 ini Ify kembali diminta duet dengan Rio Idola Cilik. Ify waktu itu dukung Rio.

 persiapan grand final idola cilik 3

Rio feat. Ify - Rindukan Dirimu

Di Grand Final IC 3 ini muncul lagi IC CHOIR. Hebatnya Ify juga ada di IC Choir. Waahh!!

IC Choir latihan

IC Choir perform

 

Super Idola Band @GF IC 3 - Disco Lazy Time


Itu beberapa video Ify ya. Oke saya random lagi, di video yang terakhir alvin berlutut di depan Ify. Tercatat dua finalis IC yang udah berlutut di depan Ify etapi tetep paling wah si Riko *halaah. Setelah grand final selesai, bubay gitu dengan Lintar juaranya. Ify sempet foto sama lintar juga temen-temen lain nih.




Setelah GF, ada roadshow Idola Cilik 3. Ada Ify dkk & muncul Icil Diva. Ify termasuk Icil Diva. Icil Diva ini sebenernya kata anak-anak ICL aja, mungkin karena ada Icil Divo sebelum ini. Tapi namanya emang jadi Icil Diva sih. Ify di roadshow juga muncul jadi Ify SIB & SIB punya personil baru loh! Alvin Jonathan IC 3. Sempet kontra soalnya Alvin masuk nggak pake audisi. Haha nggakpapa lah, semuanya solid kok.

Icil Diva

Ini ada video waktu roadshow.

Icil Diva sama anak-anak cowok IC 3

SIB formasi baru

Perjalanan karir Ify nggak sampai di situ. SIB & Icil Diva masih eksis, terutama Super Idola Band. Ini aku ada video kesuksesan mereka ya!

Perform di Kemilau Mandiri Fiesta

Perform di Indonesian Movie Award (Tanpa Agni)

Perform di DAHSYAT RCTI (penampilan terakhir SIB)

Sherina, Gita gutawa & Icil Diva @HUT RCTI

Sayangnya semua personil SIB sudah sibuk dengan karir masing-masing. Ify sendiri bergabung dengan sebuah girlband yang dibentuk oleh Mama Umay. Awalnya anggotanya 5 orang (Ify, Via, Pricilla, Shilla & Febby) tapi menjadi 4 orang karena Shilla keluar. Di sini, terkuak bakat-bakat Ify. Tidak hanya main piano & taganing. Ify sudah bisa main gitar, menciptakan lagu sendiri, acting, dance, gambar dan sekarang sedang mendalami drum.

Ify main gitar bersama Blink (formasi lama) di PAA 1

salah satu gambar Ify

Ify dengan hobby barunya (main drum)

Blink - Blinkin' (Cipt. Ify Alyssa)

Blink - Andaikan (Cipt. Ify Alyssa)

Ify as Kayla @drama hujan & teduh SMA Al-Izhar

Sekarang Blink juga udah ada album baru, info lengkap cek http://ifyclub.com/ di sana banyak info tentang Ify khususnya.

VC Hello Mellow - Blink

Yeaayyy! Semoga Ify dan Blink semakin sukses. IMO, Blink jual suara! Nggak perlu diragukan, membernya hebat-hebat. So gue pikir Indonesia rugi banget kalo nggak 'melirik' bocah-bocah ini. Kualitas man!

Blink Indonesia


Sampe di sini ya, kalo disampein semua nggak selese-selese hehe. Semoga bermanfaat! We're Still Together bebeh {}

Jumat, 25 Oktober 2013

Agatha Pricilla (BLINK) - Covered

Hello guys!! Mau share coveran Agatha Pricilla Blink nih .__.
Yeay! This!

Listen (by Beyonce)

Papa Jangan Marah Lagi (by Umay)


Takut accoustic version (by Blink)

Sunday Morning (by Maroon 5)

Need You Now (by Lady A)

When I Was Your Man (by Bruno Mars)

I Won't Give Up (by Jason Mraz)

Honey Bee (by Zee Avi)

Born This Way (by Lady Gaga)

Chestnuts Roasting on Open Fira (lagu natal)

Pricilla - Sendiri Lagi: http://www.youtube.com/watch?v=bEkbJtOgTmk
Pricilla - Untitled (Cover): http://www.youtube.com/watch?v=iyPUxgt4OOI
Pricilla - OMG (Rapp): http://www.youtube.com/watch?v=pY9eG9UqaLc
Pricilla - Price Tag (Rapp Cover): http://www.youtube.com/watch?v=ri8732HQefs
Pricilla - Just The Way You Are (Cover): http://www.youtube.com/watch?v=QRyhYgA8j1M
Pricilla feat. Saharsa - Treasure (Cover): http://www.4shared.com/mp3/RBAyI8um/Treasure_-_Pricilla_Feat_Sahar.html

Selamat mendengarkan! :33
Follow @fannysalma_ ya .__.

Sabtu, 12 Oktober 2013

Sabtu Malam untuk Mengingatmu

Tittle: Sabtu malam untuk mengingatmu
Author: Fanny Salma

Before, for your information semua yang saya tulis bukan sepenuhnya curhatan, sekedar inspirasi yang berbaik hati mau lewat.

***

Hai. Tulisan ini menyapamu lagi, entah mulai kapan ini menjadi kebiasaan mutlak untukku. Tanpa sadar goresan-goresan kecil ini menyapu setiap perasaanku. Ya, semua ini tercipta karena satu nama, kamu. Seseorang yang beberapa minggu (nyaris) aku lupakan. Sayangnya bayangmu mulai hadir kembali dengan alasan pertemuan kita beberapa hari yang lalu. Sengaja retina mataku berpaling dari sosokmu, sengaja aku pura-pura tak peduli dengan kehadiranmu, sengaja pula aku berdiam diri sambil menangkapmu dengan curian lirikan diam-diamku. Hhh... jangan tanya mengapa aku terlihat sebodoh ini, jangan meragu apabila ini terlihat aneh. Nyatanya demikian, kamu berhasil mengalihkan pikiranku hanya dengan satu detik yang ajaib.

Kembali, sabtu malam kelabu tanpa kabut membawaku terbang ke dalam imajinasi yang lama aku hiraukan. Hei kamu. Ini hati, bukan halte tempatmu singgah sesuka diri. Ini hati bukan sandal jepit yang bisa kamu cari sebagai ganti. Haha. Kebodohanku semakin terlihat, jelas sudah aku sendiri yang membuat rumit. Aku sendiri yang menumbuhkan sesuatu abstrak ini.

Lalu, kamu semakin hanyut dalam ketidak tahuanmu. Kamu tak tau betapa di sudut gelap yang tak pernah terpandang olehmu masih ada aku. Aku yang berjuang untuk menjauh dari sana, sendirian. Berjuang menghiraukan sayatan-sayatan yang aku buat sendiri. Dengar! Sampai detik ini aku merasa masih dalam 'jeratmu'. Semoga ini terakhir kalinya aku mengingatmu. Semoga ini tulisan terakhirku yang mengatasnamakan kamu. Bila tidak, aku berharap ini hanyalah tulisan kerinduanku. Dimana kamu tiba-tiba menyapa retinaku seperti dulu.

Selamat sabtu malam. Aku akan berusaha untukmu, menjadikan kisah yang aku ciptakan menjadi sebuah "kenangan" semata. Satu alasan, aku paham benar siapa kita. Selamat sabtu malam khusus mengingat semua tentangmu.

Minggu, 06 Oktober 2013

Hujan di Langit Abu-Abu

Tittle: Hujan di langit abu-abu
Author: Fanny Salma


Terlihat sebuah rindu diujung hatiku. Ah... perasaan ini masih saja teruntuk dirimu. Nyatanya kamu selalu saja membuat percikan-percikan luka sederhana yang terus bergelayut mesra bersamaku. Sadarkah? Luka ini yang membuatku semakin berharap pada sosokmu. Kamu memang begitu menarik di mataku, hanya saja aku sadar bahwa hatimu jauh dariku. Mungkinkah Tuhan membuat aku dan kamu menjadi sebuah takdir cinta umat-Nya? Aku lelah menantikan pelangi. Aku letih berharap hujan ini berhenti. Langit yang kian gelap menunjukkan sosok tak pentingku untukmu. Sambaran petir seakan sedang berusaha menyampaikan salam rinduku padamu. Kemana hatimu pergi?

Ada rasa sesak yang mendalam ketika sapaan hangatmu terungkap untuk seseorang di balik hatimu. Aku bodoh! Aku tak sanggup menerima pernyataan mutlak ini, bahwa kamu telah menemukan tambatan hati. Ya, aku terlanjur mencintai sosokmu yang terus menyala lewat bayang-bayangmu. Rasa sakit yang terus menjalar, melukai sistem kerja hatiku bahkan selalu terulang. Begitu kah rasanya mencintai seseorang sepertimu? Aku terluka tanpa sepengetahuan retinamu.

Lalu, kamu tiada kabar. Kamu menghilang dengan sosokmu meski aku sadar benar kamu masih menempati tahta di hatiku. Lantas, tiba-tiba kamu kembali membawa sebuah pertunjukkan besar. Pertunjukkan yang mampu membuatku menegang, membuatku menangis dengan sendu, membuatku bersedia membuang percuma air mataku yang mengatasnamakan cinta, dan membuatku lagi-lagi terluka untuk kesekian kalinya. Haha. Aku tertawa miris, mengingat kebodohanku mencintaimu hingga membiarkan aku merasakan sakitnya mencinta. Nyatanya aku memang bukan pilihanmu. Kamu yang membuat hujan ini tiada reda. Kamu yang mengenalkanku pada sebuah kisah tentang luka. Kamu pula yang telah membiarkanku mencinta dan berbalas luka. Hanya kamu. Seseorang yang kuharapkan sebagai masa depanku. Ah... bodoh! Kamu membuatku berharap lagi, disaat aku patah hati seperti ini.

Apa yang kamu pikirkan? Perasaan ini bukan sekedar rasa sesaat. Cinta yang mereka bilang adalah sebuah kesucian terhempas dalam angan-angan. Aku tak mau lagi. Aku takut jatuh cinta jika berujung patah hati, tak ada luka yang tak berbekas kan? Begitu pula hatiku. Aku harap kamu bahagia dengan pilihanmu, biarkan hujan ini terus bersamaku. Biarlah langit ini tetap menggelapkan kisah ini. Aku selalu merindukanmu dengan caraku, dengan luka yang kau tulis di kisahku.

Jumat, 27 September 2013

Rindu Ini Masih Ada

Tittle: Rindu ini masih ada
Author: Fanny Salma




Lagi-lagi rindu menyapaku dalam balutan luka. Entah, aku tak mengerti mengapa Tuhan membiarkan rindu ini terjebak dalam cinta diam-diam. Terlalu sering aku berdusta, berusaha melupa namun tetap cinta. Berusaha mengerti bahwa kamu tak pernah menjadi milikku meski sejenak saja. Ah... dengar! Ini bukan sekedar ungkapan untukmu yang berada jauh di sana, bukan bualan pula, ini hanya kisah sederhanaku yang merindukan sosokmu. Masih dan terus merindukanmu.

Seribu kali aku memaksa rindu itu pergi sekarang juga, ia malah semakin menyesak di hatiku. Rindu yang datang mengatas namakan namamu tentunya. Lalu, aku harus apa? Membiarkan rindu itu menggerogotiku dalam luka kah?

Ada rasa sakit yang menjalar. Mungkin aku terlalu merindu hingga melupakan sosok luka yang terus menusukku pelan-pelan. Sangat pelan dan berujung tajam. Ah... aku mungkin berdosa karna tak pernah sanggup menghilangkan rasa rindu yang kian lama menyayatku. Membencimu saja aku tak mampu. Sulit. Terlalu sulit hingga aku menjebak diriku dalam luka bernama rindu yang kuciptakan sendiri.

Sabtu, 10 Agustus 2013

CERPEN - Hanya Kepingan Masa Lalu? [One-Shoot]



Tittle: Hanya Kepingan Masa Lalu? [One-Shoot]
Author: Fanny Salma

IFY P.O.V

Sebuah kisah tentang cinta menyayatku lebih dalam lagi. Ia melambungkan seluruh hatiku lantas menghempaskannya begitu saja, aku sendiri tak mengerti bagaimana bisa cinta justru membuat luka. Hanya dengan sentilan kecil ia membuatku tergolek lemah tak berdaya.

Kisah itu masih terekam jelas di otakku. Saat mataku menangkap sosok pemuda bersama seorang gadis cantik berambut sebahu. Hatiku mencelos melihat dengan jelas semua perlakuan si pemuda untuk gadis itu. Mungkin aku bisa saja menerima dengan ikhlas jika pemuda itu tak pernah ada di kehidupanku, sayangnya ia adalah kekasihku sendiri. Aku ingat jelas, status kami masih sama, belum ada yang berubah meskipun akhir-akhir ini kami seakan terpisah oleh sebuah jarak yang tak kentara.

Kala itu aku hanya berlari, tertunduk dan menangis. Aku sama sekali tak berani menyapamu atau bersikap seperti gadis lain yang membangkitkan amarah dan menampar kekasih mereka saat rahasia si kekasih sampai di depan mata. Aku bingung. Semua perasaanku benar-benar seutuhnya milikmu, aku terlalu takut kehilanganmu. Bahkan sampai saat ini aku masih belum mengatakan apa-apa.

“Udah seminggu tatapan mata lo kosong. Bicarain ini sama Rio atau lo mati dalam hidup.” Suara tegas kakakku satu-satunya terdengar pedas di telingaku.

“Jangan hakimi gue kayak gini, kak,” balasku parau.

Kakakku mendesah kasar, ia menatap tajam ke arahku. Jujur saja itu membuatku takut, ia adalah kakak terbaik yang aku miliki. Umurnya memang hanya bedasatu tahun dengaku namun ia selalu menjadi jauh lebih tua dariku.

“Lisfya Hanna, tolong hargai gue sebagai kakak lo. Gue sayang sama elo, Ify. Lo tau betapa kesedihan lo ini adalah kesedihan terberat gue. Buat apa sih bertahan dengan cowok brengsek itu?”

“Dia nggak brengsek!” bantahku membela pemuda itu.

“Dia nyelingkuhin elo! Bahkan seminggu ini dia nggak ngehubungin elo. Kurang brengsek apa sih?” tandas kakakku. Aku kembali terdiam.

“Ify... ini sama artinya lo sama dia udah bener-bener end. Nggak perlu lagi ada kata khusus untuk menyepakati berakhirnya ‘hubungan’ kalian. Tolong, kembali jadi Ify yang dulu. Kembali jadi adik gue yang lucu, ceria, banyak omong dan menyenangkan.”

“Kak Alvin....”

Tanpa berucapapa-apa lagi, aku merengkuh sosok itu. Menyalurkan segala bebanku selama seminggu ini. Mama meninggal waktu melahirkanku, itu sebabnya aku dekat dengan Kak Alvin.

“Mulai sekarang buang jauh-jauh nama Rio di hati lo.”

“Aku nggak bisa kak... aku terlalu cinta,” lirihku.

“Jangan cintai orang yang udah bikin kamu menyiksa diri kamu sendiri. Tuhan nggak pernah suka,” balas Kak Alvin lembut.

***

Bau sedap datang dari arah dapur. Hari ini adalah hari ketiga sejak malam itu. Aku melakukan janjiku, memulai kisah baru tanpa nama Rio. Bahkan tiga hari itu Rio masih tetap tidak menghubungiku. Kak Alvin benar, itu artinya kita sudah putus meski dengan cara tidak resmi. Setelah memakai dasi sekolah, aku segera berjalan keluar kamar, menuruni tangga dan bergegas ke dapur. Kulihat Kak Alvin sudah siap di meja makan sambil mengucapkan selamat pagi. Aku mencium kilat pipinya lalu duduk di depan pemuda itu.

Tak lama kemudian Bi Marni datang dengan nasi goreng untuk kami. Ah iya, Papa memang jarang ada di rumah. Aku dan Kak Alvin tak pernah keberatan untuk itu karena kami yakin Papa melakukan ini semua demi kebahagiaan kami berdua, demi sekolah dan cita-cita kami.

“Hari ini aku ada ulangan. Kamu pulang sendiri nggakpapa?” tanya Kak Alvin.

“Nggak masalah.”

Sarapan kami telah habis, aku dan Kak Alvin segera ke sekolah. SMA 93 Jakarta. Sebuah sekolah yang lumayan jauh dari rumah, lebih-lebih penuh kemacetan di setiap perjalanan. Itu alasan aku dan Kak Alvin selalu bangun lebih pagi.

Hampir satu jam perjalanan, aku dan Kak Alvin sampai di sekolah. Di parkiran kami berpisah. Kak Alvin kelas XI IPA 2 dan aku kelas X 3.

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Sepanjang itu pula banyak yang menyapaku terutama dari kaum hawa. Bukan apa-apa, mereka sengaja mengambil simpatiku untuk mendekati Kak Alvin. Bahkan satu sekolah tau kalau aku adik satu-satunya dan satu-satunya yang berharga di mata Kak Alvin. Itu sebabnya banyak anak-anak cewek yang terkadang membuatku risih karena sering menanyakan sesuatu tentang Kak Alvin atau juga kadang merasa sangat beruntung karena tak sedikit yang bermodusria dengan makanan kesukaanku. Jadi nggak perlu jajan di kantin.

“Selamat pagi Ify!” sapa Osa. Teman satu bangku selama setengah tahun ini.

“Pagi juga Osa,” balasku ramah.

“Nanti pulang sama siapa fy?” tanya Osa.

“Sendirian. Kak Alvin ada perlu. Kenapa?” Ify meletakkan tasnya di dalam laci meja.

“Kebetulan. Mau anterin aku ke gramed nggak? Buku biologiku hilang.”Aku hanya menganggguk.

***

Author P.O.V

Sepulang sekolah, Ify dan Osa memutuskan untuk naik taksi menuju gramedia. Keduanya tak merasa penat sedikitpun meski macet berlama-lama. Sampai di gramedia, Ify dan Osa berjalan ke barisan rak buku biologi. Ify membantu Osa mencari buku biologi yang sama persis seperti buku yang digunakan di sekolah mereka.

“Ini kan?” tanya Ify sambil mengacungkan sebuah buku tebal bersampul amoeba.

“Ah iya! Gue bayar dulu ya!” seru Osa.

Ify mengangguk lantas memutuskan untuk ke barisan rak novel. Ia melihat-lihat siapa tau ada yang ia suka.

“Aduh yo... ini kan sweet banget.”

“Apaan, itu alay sayang.”

Sebuah suara menyapa telinga Ify. Gadis itu membeku. Ia hafal betul suara itu, ah.... Entah kenapa Ify nekat melihat orang itu. Deg. Hati Ify kembali tersayat, dengan jelas pemilik suara itu merusak retina Ify.

“Gue harus pergi,” ujar Ify dalam hati.

Pelan-pelan ia melangkah mundur, setelah dua langkah kecil Ify berbalik dan melanjutkan langkahnya. Brak. Ah... tangan Ify tanpa sengaja menendang sebuah buku hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Gadis itu mematung.

“Ify....”

Untuk kesekian kalinya, ia bersikap bodoh. Gadis itu berbalik dan menatap si pemilik suara. Hening. Mata mereka beradu, Ify dengan tatapan sendunya dan Rio dengan tatapan bingungnya. Gadis di samping Rio menatap heran dua orang ini.

“Dia siapa sayang?” tanya gadis itu memecah keheningan.

“Ngg....” Rio gelagapan.

“Dia... dia Ify, ngg....” Ify bisa melihat Rio sama sekali tak menemukan kalimat yang pas. Ah... sakit sekali.

“Aku nggak kenal dia,” sahut Ify dingin.

Rio terlonjak. Benar-benar bingung harus bagaimana. Sementara gadis di sampingnya itu menatap tak yakin. Ify sendiri memilih memungut buku yang ia jatuhkan dan pergi begitu saja sebelum air matanya kembali jatuh di depan mereka.

Ify terus berlari, melupakan Osa yang sedang bingung mencarinya. Ia butuh ketenangan. Melihat kedua orang tadi tiba-tiba merusak seluruh sistem pertahanannya. Ia pikir benteng pertahanan itu sudah cukup kuat setelah ia bangun mati-matian, nyatanya Rio merusaknya hanya dengan sekali tindakan.

“Bodoh! Kamu bodoh Ify! Hhhh....” Nafas Ify tersengal-sengal.

“Ify!! Ify! Iffyyyy!!!” Ah... ternyata Rio mengejarnya.

Pemuda itu langsung terduduk di depan Ify.

“Maafin aku fy....” lirih Rio sampai ke telinga Ify.

“Maaf... maaf fy, maaf....”

“Aku capek yo. Aku capek kamu buat sakit. Kenapa sih kamu nggak pernah bilang kalau kamu udah nggak cinta sama aku? Aku capek terus berharap. Aku udah tau ini sejak kita benar-benar lost contact! Aku pikir aku cukup kuat setelah berusaha keras lupain kamu, ternyata aku tumbang juga,” cerocos Ify dengan suaranya yang parau. Isak tangis gadis itu masih terdengar jelas.

“Aku minta maaf. Aku... aku cinta sama kamu fy,” balas Rio.

“Jangan bodoh! Kamu pikir aku bisa ketipu sama ucapan kamu? Aku bahkan terlalu bodoh jika mengharapkan cinta dari kamu,” tajam Ify.

“Fy....”

“Yo... nggak cukup kamu bikin aku jadi anak autis? Kak Alvin yang udah bikin aku balik jadi diri aku sendiri dan kamu mau hancurin usaha kakak aku? Kamu memang hebat yo. Sangat hebat!” potong Ify.

“Kembalilah sama gadis pilihan kamu tadi. Aku ingin terbiasa tanpa kamu,” lanjut Ify.

“Aku pilih kamu, fy. Aku janji akan mutusin Oik,” tegas Rio.

“Oh namanya Oik. Kenapa? Kamu tinggalin aku karena dia dan sekarang kamu mau tinggalin dia buat aku. Kita bukan barang pinjeman. Aku punya harga diri.”

“Bu... bukan itu maksudku. Oik terlalu banyak menuntut, aku lebih suka kamu yang apa adanya.” Ify langsung menatap sinis ke arah Rio.

“Kamu bisa tinggalin aku demi Oik, nggak menutup kemungkinan kalau suatu saat kamu akan ninggalin aku demi gadis lain. Udah lah yo, kita memang udah putus kan? Apa yang mau kamu perjuangin?” tanya Ify retoris. Tangisnya sudah mulai mereda, digantikan dengan luapan amarah untuk pemuda di depannya ini.

“Rio... kenapa kamu bicara seperti itu? Kamu tau aku cinta sama kamu.” Tiba-tiba saja Oik sudah berdiri tak jauh dari tempat mereka.

“Ik....”

“Dia pacar kamu? Lalu aku selingkuhan kamu?” tanya Oik. Rio menundukkan kepalanya.

“Aku pergi dulu,” ujar Ify. Rio buru-buru mendongak.

“Fy!” pemuda itu mencekal pergelangan tangan Ify.

“Maaf ik. Aku cinta sama Ify. Aku sayang sama dia. Cuma dia. Aku bodoh, aku brengsek udah nyia-nyiain dia. Maaf ik.”

“CUKUP YO CUKUUPPP!!! CUKUUPPPP!!! Jangan siksa hati aku yoo... jangan bikin aku semakin lupa diri. Kamu udah jadi masa lalu aku yo. Kita udah berjalan di koridor masing-masing.” Air mata Ify kembali tumpah, kali ini lebih banyak.

“Kenapa fy? Aku tau aku salah tapi aku janji akan menebus semuanya. Aku sayang sama kamu,” balas Rio.

“Yoo... gimana sama aku?” suara Oik kembali terdengar. Sangat lirih. Bisa dipastikan gadis itu menahan tangisnya.

“Ik. Aku cinta sama Ify. Bisa ngerti nggak sih??!!”bentak Rio.

“Tapi....”

“Kalian jahaaaat!!!!!” teriak Ify.

“Berkali-kali aku janji menyerah. Aku janji melepas Rio, aku menghindar, aku bohong kalau aku udah nggak cinta sama Rio dan... hhh... tapi.... Gimana bisa aku berhasil kalau kalian muncul di hidup aku lagi?? Gimanaaa??? Jawaaabb!!”

“Ify, maafin aku. Aku nggak akan nyakitin kamu lagi... aku kembali buat kamu, aku akan selalu buat kamu fy...”

“CUKUUUPPP!! Kamu yang mulai semuanya! Jangan janjiin sesuatu yang abstrak! Kamu selalu bilang itu yo... selalu!” potong Ify. Rio kembali terdiam.

“Orang baik diperuntukkan untuk orang baik pula. Mungkin kamu dan Oik adalah garis takdir Tuhan. Terima kasih untuk semuanya. Aku benar-benar nggak mau ikut campur di kehidupan kalian lagi,” isak Ify. setelah menghapus air matanya ia kembali meneruskan langkah. Membiarkan Rio terpaku sambil menatap sendu punggung gadis itu.

“Jadi, aku sekedar kepingan masa lalu kamu?”

***