"Tanpamu,
aku sebatas rindu yang tak pernah sampai ke peraduannya." - Fanny Salma (20yo)

Sabtu, 30 November 2013

Sedikit Cerita (Masih tentang kamu)

Hallo! Lama tidak mengisi blog. Kebetulan ada yang request nyuruh nulis lagi. But maaf kalo ada typo :3

Selamat meng-galau!

Lama aku tak menyebutmu dalam catatan kecilku, kali ini semua tentangmu (lagi). Lama pula kita tak pernah saling bertegur sapa, membuat cengkrama kecil yang menarik atau bahkan saling menertawakan. Aku hampir lupa bagaimana rasanya ada di dekatmu, namun kamu kembali. Sosokmu menjadi nyata lagi. Mungkin benar aku yang mencinta terlalu dalam, berusaha keluar dari kenyataan tentang kita. Semua di luar kehendakku, aku sendiri tak paham. Ketika kamu melempar senyum seakan ada de javu yang menyengatku, membuatku mengingat bagaimana kita dulu. Iya, kita yang dulu memang berbeda dengan sekarang. Bukan aku yang menciptakan perbedaan itu -karena memang aku nyaman denganmu kala itu- tapi kamu sendiri yang membuatnya berbeda. Jauh sebelum kamu tau, aku telah jatuh hati pada pertemuan pertama dan ketika kesempatan itu datang, aku gagal mempertahankannya. Kini jika benar semua akan kembali baik adanya, aku harap kamu tak pernah merubahnya untuk kedua kalinya. Aku ingin kita yang dulu, yang saling memahami, yang saling menghargai, yang saling mengerti. Jangan ada kisah lain yang memutar kisah ini. Setidaknya sampai aku cukup sanggup untuk melepasmu. Membiarkan sayapmu terkepak lebar, terbang tinggi bersama seluruh mimpimu.

Kamu, apa kabar? Masih sebaik dulu kan? Semoga. Namamu masih ada dalam daftar doa yang kupanjatkan kepada Tuhan. Nama yang -masih- setia bernaung di tahtaku. Senyum lebar dan tawa kerasmu bahkan juga ada di sana, lekuk wajah yang tegas, paras yang terlihat angkuh dan segala tingkah konyolmu tetap menjadi perhatian utamamu. Lagi, tak ada yang bisa sepertimu. Tak ada yang mampu membuatku mencintai seseorang dalam diam sejauh ini, tak ada.

Jika suatu saat kamu memang ditakdirkan dengan seseorang yang lain, semoga orang tersebut lebih baik dariku, lebih mudah membuat warna di kehidupanmu. Namun kumohon, jangan pernah halangi seseorang lain untukku dengan bayangmu. Jangan berdiri di depan pintu hatiku, itu akan membuatnya kesulitan untuk masuk. Biarkan aku membuka pintu itu untuk takdirku, meskipun bukan kamu. Percayalah, aku tak pernah menyesal untuk sebuah rasa yang kupendam sendirian. Nyatanya aku biasa mengobati lukaku sendiri.