"Tanpamu,
aku sebatas rindu yang tak pernah sampai ke peraduannya." - Fanny Salma (20yo)

Jumat, 27 Januari 2012

Cerpen - Seindah Makna Sahabat


Tittle: Seindah Makna Sahabat
Author: Fanni Salma



Saat ini, Alyssa Saufika atau yang akrab disapa Ify tengah termenung disudut kamarnya. Wajah yang dihiasi senyuman terukir begitu jelas, matanya berbinar seakan kejadian yang diingatnya sungguh menyenangkan.

“Ahh ifyyy.... basah tau!!”dengus seorang anak laki-laki seusianya.

“Biarin!! Makanya kembaliin dulu gelangku.”balas Ify kecil sambil menjulurkan lidah.

“Huu, gelang jelek juga.”


“Ihh Rioo tapi itu kado dari papa.”lirih Ify menahan tangis.

“Aduuhhh maafin Rio ya, aku nggak tau. Ini Rio kembaliin gelang Ify.”kata laki-laki itu menyesal kemudian mengembalikan gelang Ify yang sempat ia ambil.

“Iya, nggakpapa kok.”

“Nah, udah sore. Pulang yuk.”ajak Rio menatap Ify.

“Ayyoooo!!! Yang duluan sampai yang menang!!”seru Ify berlari mendahului Rio.

“AHHHH IFY CURAAANNNGGGGG!!!”teriak Rio karena Ify telah sampai lebih jauh. Dengan langkah seribu, Rio menyusul Ify.


Ify tersadar dari lamunanya ketika mendengar keributan dari lantai bawah. Karena penasaran, ia memutuskan untuk melihatnya.

“Haduuhh, ada apa sih?”tanya Ify malas-malasan.

“Kak Ifyy,lo  musti bantuin gue ngalahin kak Iel!”seru adik Ify

“Jangan fy!! Lo bantu gue aja.”nimbrung kakak Ify.

“Ahh kalian apa-apaan sihh pake maen perang bantal segala, ganggu tau gak!!”dengus Ify tak menanggapi kakak adiknya itu.

“Siapa juga yang perang bantal. Gue lagi berebut PS sama Deva, oneng lu.”kata Iel melempar bantal ke arah Ify, untung nggak kena.

“Yang jelas lo berdua ganggu!!”sungut Ify.

“Lo harusnya bersyukur punya kakak ganteng bin imut kayak gue.”kata Iel nggak nyambung.

“Dan tidak lupa, adik yang cakep bin cute.”nimbrung Deva.

PLETAK!!

“nggak usah ngikutin gue, lo!!”

“Ahhh,, gue malah bingung punya dosa apa bisa jadi sodara lo semua.”kata Ify tanpa dosa kemudian duduk di atas sova sedangkan Iel dan Deva lesehan. Mereka yang mendengar segera mengambil ancang-ancang.

“1....2...3..... SERBUUU!!!!”seru Iel dan Deva. Terjadilah penganiayaan antar sodara (?)


^^^



Jam menunjukkan pukul 08.00 di Aussy, seorang pemuda tampan sedang termenung di balkon kamarnya. Senyumnya mengembang sambil memandang teduh sebuah foto bergambar dirinya dan gadis cantik berambut sebahu.

“Hai, apa kabar lo di sana? Gue kangen sama lo.”gumamnya terus menatap foto itu.

“Andai aja gue nggak punya penyakit itu, mungkin gue masih suka berantem nggak jelas sama lo. Ahh, gue kangen saat-saat itu. Tapi besok gue balik dan gue harap lo masih kenal sama gue.”pemuda itu masih terus memandang foto gadis di sampingnya, seakan gadis itu benar-benar mendengarnya.

“Rioo..”pemuda itu merasa namanya disebut, kemudian memalingkan pandanganya.

“Apa??”tanyanya datar.

“Lo beneran jadi pulang besok pagi?”

“Iya. Selamanya.”jawab Rio tak menatap lawan bicaranya.

“Itu terlalu cepat. Gue sayang sama lo.”

“Lo udah tiap hari bilang gitu. Tapi gue harus pergi shil, ini bukan kehidupan gue. Dan ingat perjanjian kita.”gadis yang bernama Shilla itu tertunduk lemah.

“Gue nggak mungkin suka sama anak pembunuh mama gue sendiri.”ucap Rio tepat di telinga Shilla saat berjalan melewatinya. Baru 3 langkah, Rio berhenti.

“Oia, kita sodara tiri. Nggak pantes bilang suka, bilang juga sama mama lo itu tolong jangan nyakitin papa gue. Udah cukup dia bunuh mama.”Rio pun melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

‘Gue nggak tau yo kalo om Zeth itu bokap lo, kalau aja gue tau mungkin semua nggak serumit ini.’batin Shilla pedih.

Sementara itu, Ify gadis yang ada di foto Rio itu sedang menerima pelajaran. Entah mengapa, ia gelisah sekali. Tak ada materi yang ia pahami bahkan sama sekali.

“Fy, lo kenapa?”tanya Angel teman sebangkunya.

“Nggak tau deh.”jawab Ify seadanya.

“Lahh, aneh lo.”kata Angel melengos.

“Hehe.”

“Lo mau ikut ke kantin nggak?”tanya Angel ang sudah berdiri di samping bangkunya.

“Nggak, paling juga dikacangin lo sama Alvin.”

“Hahaa, iya deh. Lo kan nunggu si Cakka kagak playboy lagi ya makanya semua lo tolak. Ckckck.”

“Somplak lu!! Kagak suka gue ama tu orang, lagian dia udah pacaran sama Agni. Minta digorok gue.”ceplos Ify bergidik ngeri.

“Hahaa, iya yahh. Untung lo kagak nerima Cakka, kalo iya maybe lo udah jadi pohon keramat.”

“Udah ahh, sana!!! Alvin udah  nungguin lo!! Hush, hush.”


^^^


                Rio  telah sampai di Jakarta, hatinya berdegup kencang. Wajah Ify muncul di bayanganya, yaa.. hanya dan Cuma Ify. Sahabat kecil yang ia tinggalkan tanpa kata perpisahan. Sebenarnya, dulu Rio mempunyai penyakit kanker hati. Akhirnya Rio pergi ke Aussy untuk menjalani pengobatan selama 3tahun, bahkan Ify tak tau tentang penyakit Rio karena Rio nggak mau Ify sedih. Namun, Ify tau kehidupan Rio. Shilla, dia anak tante Zahra. Shilla dulunya satu kelas dengan mereka, semua anak-anak juga sudah tau kalau Shilla memandang Rio berbeda. Sayang, Rio sangat membenci Shilla karena mamanya yang sengaja membunuh mama Rio dengan alasan sangat mencintai papa Rio. Itulah yang membuat Rio bersikap dingin terhadap Shilla, padahal Shilla sendiri tidak tau apa-apa.

                Rio tak ingin pulang ke rumah tantenya dulu. Ia ingin ke suatu tempat yang tak asing untuknya. ‘Danau Kareast’ itulah tujuanya.


“Hmm, nggak ada yang berubah selama gue pergi.”gumamnya menatap tempat itu. Tiba-tiba matanya menangkap sosok gadis yang sangat ia rindukan selama 3 tahun. Gadis itu terduduk di tepi danau sambil menatap nanar hamparan air di danau itu.

 Rio berjalan pelan mendekati gadis itu, matanya tak lepas dari sosok yang telah membuatnya meninggalkan Aussy dan kembali ke Jakarta.


^^^


Sepulang sekolah, Ify tak ingin pulang. Lalu, ia memutuskan untuk mengunjungi tempat pertama kali ia ditemukan dengan Rio. Entah apa yang membuatnya merindukan sosok itu.

‘Tempat ini selalu idah di mata gue.’batin Ify kemudian mendudukkan dirinya di rerumputan.

Matanya tertuju ke arah danau namun pandanganya kosong.

Tiba-tiba ia mendengar suara lembut menyanyikan sebuah lagu yang  tak asing baginya.

Tetes air mata
Mengalir di sela derai tawa
Selamanya kita
Tak akan berhenti mengejar
Trus mengejar
Matahari

                Pelan-pelan, Ify berbalik dan menemukan sosok Rio.
               
“Haii...”sapa Rio.

                “Hmmm, Riioo??’tanya Ify ragu.

                “Hahaa, lo pikir siapa?”candanya kemudian duduk di samping Ify.
               
“Huuaaa Riooo.... lo jahat ya, ninggalin gue tanpa kabar. Huhu.”kesal Ify.
               
“Hehe, maafin gue. Yang penting gue udah balik dan nggak akan pernah pergi lagi. Okeh.”ucap Rio mengusap puncak kepala Ify.
               
“Enak banget lo ngomongnya.”
               
“Kan yang ngajarin elo.”singkat Rio. Tanpa sadar, mereka tertawa bersama.
               
“Hahaa, We are Friendly ever after and forever J”ucap Rio dan Ify bersamaan.
               
“Sekarang gue mau lo ngajak gue ke kedai es krim biasa. Harus!! Wajib!! Kudu!!! Musti!!!”tegas Rio.
               
“Okeh tapi anterin gue pulang dulu, masa’ gue masih pake seragam begini?? Ntar dikira cabut dari sekolah.”

“Siippp.”balas Rio mengacungkan jempolnya.

“Ayookk!!! Yang sampai duluan yang menang!!!!”seru Ify mendahului Rio.

“Yahh, dia mulai lagi. Okedeh, siapa takut.”gumam Rio kemudian menyusul Ify.



RIO P.O.V
Akhirnya semua kembali, thanks God. Harapanku selama 3 tahun terkabul juga. Terima kasih juga karna kau telah memberikanku sahabat seperti Ify, aku selau menyayanginya. Bukankah itu yang dilakukan seorang sahabat? Saling muemahami dan menyayangi. Apapun yang terjadi, I’ll be friendly ever after and forever J
Shilla, maafkan aku. Ini hidupku sesungguhnya. Ku harap kau menemukan hiduomu yang sesungguhnya sama sepertiku.


----------------------------------------------------------THE END----------------------------------------------------------------