"Tanpamu,
aku sebatas rindu yang tak pernah sampai ke peraduannya." - Fanny Salma (20yo)

Kamis, 18 Juli 2013

Luka Dalam Hempas Harap


Tittle: Luka Dalam Hempas Harap
Author: Fanni Salma
NB: Request. Untuk semua readers yang 'masih gagal move on' 




                Terlalu lama aku menanti hingga aku lupa sudah berapa banyak waktu yang tersapu oleh ketidakpastian antara kita. Mungkin benar aku terlalu berharap, hingga tanpa sadar luka itu ada. Luka yang selama ini aku jaga supaya tak nampak namun tetap nampak juga, ia terus merobek seluruh sistem pertahananku. Tanpa tau malu, luka itu masih saja terus bergelayut manja dalam sosokku.
                Luka yang sederhana. Ketika aku sadar bahwa banyak yang ‘lebih baik’ dibanding aku untuk berada di sampingmu, menemani langkahmu, menggantikan tawaku dengan tawanya, bersendau gurau hingga mungkin berbagi kesedihan bersama. Aku merasa tersudut, dalam sisi gelap yang tak pernah terlihat oleh orang lain bahkan dirasakan. Semua itu entah kenapa membuatku semakin ‘tahu diri’ tentang takdir Tuhan. Harapan demi harapan terapal begitu saja, ketika keajaiban itu datang –seperti saat aku diperkenankan menikmati sosokmu dalam jarak jauh aku tersenyum. Setidaknya dengan cara ini lah aku merasa masih di sampingmu.
                Pernahkah kamu berfikir untuk berada dalam suatu kebahagiaan? Aku pun demikian. Bagiku, bahagian itu sederhana. Seperti saat Tuhan menghadiahkan kesehatan untuk umatnya. Tapi bukan munafik, aku ingin lebih dari sekedar itu. Aku ingin kita dekat, saling menghargai keberadaan masing-masing, bukan membiarkan salah satunya terjatuh tanpa diberi kesempatan untuk berpegangan.
                Sekali lagi, aku terlalu banyak berharap untuk sebuah ketidakpastian. Satu-satunya hal yang sudah pasti ada, menanti dan berharap adalah dua kata berkode yang selalu aku ungkit. Masih dengan nama dan perasaan yang sama, aku selalu meminta untuk tetap bisa berada di hidupmu, setidaknya dalam pengetahuanmu. Bukankah hujan selalu disertai kumulus abu-abu? Sama halnya dengan setiap doaku, ada kalanya terhempas begitu saja. Namun aku menikmatinya, membiarkan segalanya berjalan sesuai skenario Tuhan. Aku yakin setiap episode skenario itu adalah takdir terbaik untukku, untuk kisah singkat kita yang tak pernah kamu tau.

0 komentar:

Posting Komentar