Tittle: Luka Dalam Hempas Harap
Author: Fanni Salma
NB: Request. Untuk semua readers yang 'masih gagal move on'
Terlalu
lama aku menanti hingga aku lupa sudah berapa banyak waktu yang tersapu oleh
ketidakpastian antara kita. Mungkin benar aku terlalu berharap, hingga tanpa
sadar luka itu ada. Luka yang selama ini aku jaga supaya tak nampak namun tetap
nampak juga, ia terus merobek seluruh sistem pertahananku. Tanpa tau malu, luka
itu masih saja terus bergelayut manja dalam sosokku.
Luka yang
sederhana. Ketika aku sadar bahwa banyak yang ‘lebih baik’ dibanding aku untuk berada di sampingmu, menemani
langkahmu, menggantikan tawaku dengan tawanya, bersendau gurau hingga mungkin
berbagi kesedihan bersama. Aku merasa tersudut, dalam sisi gelap yang tak
pernah terlihat oleh orang lain bahkan dirasakan. Semua itu entah kenapa
membuatku semakin ‘tahu diri’ tentang
takdir Tuhan. Harapan demi harapan terapal begitu saja, ketika keajaiban itu
datang –seperti saat aku diperkenankan menikmati sosokmu dalam jarak jauh aku
tersenyum. Setidaknya dengan cara ini lah aku merasa masih di sampingmu.
Pernahkah
kamu berfikir untuk berada dalam suatu kebahagiaan? Aku pun demikian. Bagiku,
bahagian itu sederhana. Seperti saat Tuhan menghadiahkan kesehatan untuk
umatnya. Tapi bukan munafik, aku ingin lebih dari sekedar itu. Aku ingin kita
dekat, saling menghargai keberadaan masing-masing, bukan membiarkan salah
satunya terjatuh tanpa diberi kesempatan untuk berpegangan.
Sekali
lagi, aku terlalu banyak berharap untuk sebuah ketidakpastian. Satu-satunya hal
yang sudah pasti ada, menanti dan berharap adalah dua kata berkode yang selalu
aku ungkit. Masih dengan nama dan perasaan yang sama, aku selalu meminta untuk
tetap bisa berada di hidupmu, setidaknya dalam pengetahuanmu. Bukankah hujan
selalu disertai kumulus abu-abu? Sama halnya dengan setiap doaku, ada kalanya
terhempas begitu saja. Namun aku menikmatinya, membiarkan segalanya berjalan
sesuai skenario Tuhan. Aku yakin setiap episode skenario itu adalah takdir
terbaik untukku, untuk kisah singkat kita yang tak pernah kamu tau.
0 komentar:
Posting Komentar