"Tanpamu,
aku sebatas rindu yang tak pernah sampai ke peraduannya." - Fanny Salma (20yo)

Jumat, 20 April 2018

Unplanned Moments: Pertama Kali Ketemu Ify

Selamat malam, readers!

Entah apa yang membuat saya akhirnya memutuskan mengisi blog kembali setelah sekian lama. Sejujurnya, saya nggak tahu apakah masih ada yang mau buka blog ini atau tidak hehehe

But, ya sudah. Saya lupakan soal itu.

Dan yah... seperti judul. Unplanned moments. Di sini saya akan menceritakan pertemuan pertama saya dengan Ify Alyssa, penginspirasi.

Sejujurnya lagi, sudah lama saya melupakan list impian untuk bertemu Ify. Saya bahkan tidak ingat kapan terakhir kali sangat berharap bisa ketemu Ify. Bagi saya, dia semakin mengudara, saya semakin support, dan cukup. Bertemu atau tidak, saya akan tetap support dia.

Namun ternyata ada kabar lain. Ify ada acara di Semarang. Tanpa pikir panjang, saya mendaftar. Padahal belum tahu juga datang atau tidak. Saya juga tidak banyak bicara soal hal ini. Hanya beberapa teman dekat yang tahu sebab itu tadi, saya belum bisa menjanjikan kepastian. Hari pun silih berganti sampai tiba di hari H.

Tanggal 14 April 2018 adalah salah satu hari terberat. Gimana nggak? Di hari H acara, saya masih belum tahu apa saya harus datang atau tidak. Kondisi nggak memungkinkan. Flu berat, suara bindeng, udara panas, jarak yang cukup jauh. Tapi, pada akhirnya saya membuat keputusan untuk datang meskipun masih diselimuti keraguan. Sebelum itu saya memutuskan sholat dhuha, membuat komitmen dengan Tuhan bahwa apapun yang terjadi nanti (bertemu Ify atau tidak), saya harus bahagia. Kemudian saya pamit "mau main" ke orang tua. Tidak berani mengatakan akan bertemu Ify. Takut apa yang saya katakan hanya berakhir di mulut.

Selama perjalanan pun, saya nggak tenang. Bahkan, sempat-sempatnya saya dzikir di atas motor tanpa sepengetahuan teman saya (kalo dia baca, dia sekarang jadi tahu hehehe). Bukan karena jauhnya rumah saya dengan tempat acara karena berbeda kota. Tapi, rasanya seperti.... "serius nih mau ketemu, Ify? Balik aja apa ya?"

Dari rumah, saya nggak bawa apa-apa. Bingung juga mau bawa apa. Sempat tanya-tanya sama teman-teman yang sering bertemu Ify. Ada yang menyarankan tidak usah bawa apa-apa, ada yang menyarankan bawa makanan khas, ada juga yang menyarankan bawa cemilan yang bikin kenyang. Akhirnya saya mampir ke bread t*lk, beli cemilan untuk Ify.

Sekitar jam 12 saya sholat di musholla. Lagi-lagi berdoa, saya bilang ke Tuhan kalau memang hari ini adalah waktu yang paling tepat bertemu Ify, maka lancarkanlah. Permudahlah. Tapi jika sebaliknya, saya nggak akan marah.

Jam 1 saya sampai di tempat acara. Sudah banyak yang antri. Saya yang malas panas-panasan karena sudah panas-panasan berjam-jam selama perjalanan, akhirnya memilih melipir duduk. Rasanya masih nggak tenang. Tiba-tiba ada mobil lewat, saya lihat di belakang ada cewek, saya pikir Ify. TERNYATA BUKAN. Geli, karena saya sudah heboh. Saya ketawa. Ketawain diri sendiri yang 'segininya' mendadak halu. Kemudian ada mobil lagi. Saya sudah nggak mau ngira itu Ify karena malu. Dan pas ada yang turun, TERNYATA MEMANG IFY!!!

Deg-degan.

Itu Ify. Asli. Nyata. Ify yang selama ini saya lihat di TV. Ify yang saya jadikan inspirasi dalam berkarya. Saya mau nangis. Jarak tempat saya duduk dan parkirnya mobil Ify cukup dekat. Saya buru-buru ambil hp, ingin mengabadikan moment pertama kali mata saya menangkap sosok Ify. Sayangnya, Ify keburu masuk.

Setelah itu, saya baru mau ikut ngantri panas-panasan untuk masuk. Muka saya yang udah item, semakin kelam. Ya, maklum, nggak make up, panas-panasan dari rumah, ditambah panas-panasan ngantri. Kepala makin nyut-nyutan. Soalnya saya paling nggak bisa dijemur lama-lama. Bukan takut hitam (toh emang udah hitam hm), tapi takut pusing.

Jam dua kurang registrasi baru dibuka. Pas giliran saya, nggak tahu kenapa semakin nervous. Ingin pulang. Seperti belum siap ketemu Ify. Nulis undian pun gemetaran. Tapi akhirnya masuk juga dan beruntung dapat tempat duduk nomor dua, sedangkan dua mas-mas yang antri di depan saya malah duduk di belakang saya.

Acara cukup lama nggak dimulai. Saya sibuk chat sama temen-temen IFC sambil merasa eneg karena iklan BBM*ji diputar terus menerus. Ketawanya Natasha Wilona bukannya membuat saya tenang malah semakin menambah ke-nervous-an saya(?). Sampai pada akhirnya, acara dimulai.

Nama Ify disebutkan. Diundang untuk segera menuju stage. Tahu gimana detak jantung saya? Seperti lagi jatuh cinta. Haha. Nggak deng. Beda. Seriously, ini beda. Lebih dari itu. Menemukan sesuatu yang selama sepuluh tahun kita kira nggak akan pernah nyata. Saya mau nangis. Lagi.

Sesi pertama Ify menyanyikan dua lagu. Inikah Cinta dan Best Part. Saya rekam, lalu dengan kegoblogan saya, saya salah pencet karena gemetar. Untung cuma di lagu pertama. Selanjutnya saya nggak bisa kedip melihat Ify. Bener-bener fokus karena untuk hari itu, saya sudah membayar mahal. Acaranya memang gratis, tapi perjuangan saya buat duduk di antara peserta acara jelas lebih mahal dari segalanya. Tidak akan ada yang sanggup beli hehe.

Sesi kedua, Ify menyanyikan tiga lagu. Wind, Andai Dia Tahu, dan Gitar. Saya ikut nyanyi sambil merekam. Saya sudah hafal sama semua lagu yang dinyanyikan Ify. Beberapa kali Ify lihat saya, mungkin nggak sengaja hm. Saya? Senang banget donggg! Pertama ketemu langsung dinyanyikan lima lagu. Hehehe. Saya nggak berhenti senyum dan ketawa.

Sebelum akhir acara, ada pengumuman pemenang kuis. Saya sudah pede dan bilang ke temen saya, "Aku udah siap maju loh."

Nama saya ternyata beneran dipanggil. Fanni Salma. Sayang, saya nggak sempat merekam ekspresi Ify waktu itu. Apa dia inget saya seperti kata temen-temen IFC? Saya kurang tahu karena dia sepertinya nggak ingat. Ya sudah, saya juga kurang suka diingat. Yang jelas, saya maju. Di antara host dan speakers. Ada Ify juga.

Saya mau banget sebelahan sama Ify. Tapi malah sebelahan sama Yoga & juru bicara BBM huhu. Tapi senang juga karena selama di depan, saya dibecandain Yoga & Kak Ghieta lama banget. Lumayan merasakan ketawa bareng Ify (fan-_-). Dapat kesempatan foto bareng juga (sayang nggak punya fotonya). Bahkan, waktu pemenang utama dipanggil, saya nggak boleh turun. Ikut foto lagi. Pas turun, saya salaman dong sama Ify. Makasih, Kak!!! 😭❤

Akhir acara, Randy nyanyi lagu Closer. Dia undang semua fansnya buat maju. Oh iya, Randy humble sekali. Bahas dia dikit yaaa. Dia bener-bener wara-wiri nyamperin fansnya di belakang, bikin saya kebagian bolak-balik mandangin dia dari deket. Waktu di depan pun, pas salaman, dia bilang "selamat" ke saya sambil agak nunduk. Keringetnya banyak. Ingin ngelap jadinya (abaikan!).

Back to Ify. Jadi, habis itu, semuanya disuruh ke depan buat bikin video. Ify yang sudah berdiri di sana langsung dikerubungi. Pada minta selfie. Setelah bikin video, Ify masih aja dikerubungi. Saya nggak ikut. Tahu apa yang saya lakuin?

BENGONG MANDANGIN IFY.

IYA!!!

Saya nggak berani ndusel. Takut melenyapkan kebahagiaan mereka yang sedang asik sama Ify. Nggak deng. Bus penuh aja saya nggak mau naik, apalagi nyelip buat selfie. Jadinya, saya nungguin mereka selfie & bikin video. Kampretnya, Ify malah ditarik-tarik disuruh buru-buru. Saya belom foto oi!!!

Beruntung ada penyelamat. Temen saya. Dia, dengan jiwa pahlawannya nyamper Ify dan bilang, "Foto dulu, Fy!". Akhirnya dapat foto. Tapi jelek. Makanya saya nggak mau share di IG ataupun di sini. Nanti aja kalau kepepet. Kemudian, saya buru-buru ngasih bread t*lk. Ify nerima meskipun buru-buru dan bilang, "Makasih yaaa!". Lalu ikut crew.

Setelahnya, saya ketemu Shafa. Dia IFC Jogja. Dateng jauh-jauh cuma karna mau ketemu saya eh nggak deng, ketemu Ify maksudnya. Dia sedih karena cuma dapet selfie sekali dan blur. Saya? Lebih sedih.

Shafa inisiatif mau nunggu Ify di parkiran. Saya nunggu temen di toilet. Ternyata Ify masih di dalem resto dan dia baru mau keluar, tapi dicegat lagi. Pas temen udah keluar dari toilet, saya ajak dia ikut nyamper Ify. Lagi-lagi saya nunggu antrian foto sambil berharap dapat foto bagus yang bisa dipajang di instagram kayak orang-orang atau minimal bisa saya cetak. Sayangnya, harapan lenyap lagi.

Timnya Ify nggak sabar, minta Ify buru-buru. Katanya, "Ini terakhir ya!" padahal saya masih ngantri. Dengan bodo amat, saya pun ndusel. Dapet foto kilat. Nggak bagus tapi lebih bagus dari sebelumnya. Btw maapin ya, Fy. Pas lihat fotonya, aku baru sadar nindih tangan kamu._.

Setelah itu, Ify pamit. Dia bener-bener pulang. Saya yang mau pulang pun ketemu Shafa lagi. Mukanya makin ditekuk karena kecewa nggak dapat foto. Sayangnya, saya nggak bisa bantu.

Saya dan temen saya pun nggak langsung pulang. Kami mampir sholat. Nggak lupa saya berucap terima kasih sebesar-besarnya kepada Tuhan. Saya dan temen saya pun mampir ke Simpang cukup lama, nunggu jemputan saya. Kami pisah di sana. Sekitar setengah sebelas kurang, saya baru sampai rumah. Paginya, Ify post foto hadiah dari saya.

Selanjutnya, gimana perasaan saya?

Saya nggak tahu. Saya bahagia akhirnya bisa bertemu Ify dengan segala keterbatasan yang ada. Tapi, saya juga nggak bisa memungkiri betapa sedihnya saya kehilangan satu impian saya yang telah menjadi nyata; ketemu Ify.

Lucu memang.

Tapi, inti dari semuanya adalah... unplanned moments are always better than planned ones (ngutip quotes favorit Ify). Demi apapun, saya pernah mati-matian menginginkan posisi orang lain yang bisa dengan mudahnya ketemu Ify, saya pernah seambisi itu. Padahal saya tahu mereka bisa ketemu pun karena usaha. Dan saat keinginan itu mulai memudar, saya justru punya kesempatan bertemu dengan Ify.
Saya sadar sesuatu.
Kita selalu menginginkan waktu yang cepat, padahal Tuhan selalu punya "waktu yang tepat".

Saya nggak kecewa hanya karena tidak punya foto bagus dengan Ify. Saya nggak kecewa hanya karena tidak sempat mengobrol dengan Ify. Saya nggak kecewa karena tidak sempat mengenalkan diri secara langsung di hadapan Ify.
Kenapa?
Karena saya sudah berkomitmen. Saya harus bahagia. Butuh sepuluh tahun untuk bertemu dengan Ify (dalam waktu beberapa jam), lalu saya mau merusaknya dengan mudah hanya karena hal sepele? Jelas saya nggak mau. Seperti kata Kak Trisil, taking moment more than taking picture.

Meskipun sebenernya, ada beberapa hal penting yang ingin saya sampaikan. Sayangnya, nggak bisa saya bahas secara umum di sini.

Telepas dari itu, semoga kita bisa bertemu di "waktu yang tepat" selanjutnya ya, Fy. Sukses terus untuk kamu :)

2 komentar:

Sinta mengatakan...

Hai Fannyyyy! Aku baru baca. Selamat yaaa sudah bisa bertemu ify! Senang membaca tulisan ini.

Btw, aku mau sedikit curhat. Pertama kalu ketemu ify, waktu itu aku lagu sakit-sakitnya. Tapi aku selalu percaya, momentum ga pernah bisa diulang. Jadi waktu itu aku paksain aja buat ketemu.

Anonim mengatakan...

Hay kak Fannyyy..Waktu aku baca novel Romance-Sorry I Love You,aku sampai salting² sendiri bacanyaaaa.Seseru itu isi novelnyaa😭😭😭Btw aku pengen bnget ngefollow akun ig kak Fanny..But,idk akun kak fanny yg manaaa😭😭😭Pokokknyaa yg penting Semangatt terus kakkkkkk😉🙏

Posting Komentar